Warga Sebut Mobil Sahroni Sudah Dipindahkan Sebelum Rumah Digeruduk Massa

MalangToday.id – Warga sekitar mengungkap fakta mengejutkan terkait penjarahan rumah Ahmad Sahroni di Kebon Bawang, Tanjung Priok. Mereka melihat Sahroni memindahkan mobil-mobil mewahnya sebelum massa menyerbu rumahnya. Hanya satu mobil yang tersisa karena masih digunakan oleh ajudan.
Kejadian ini membuat warga menyadari bahwa pemilik rumah sudah mengambil langkah antisipatif. Warga menilai tindakan itu menyelamatkan sebagian besar aset berharga.
Kronologi Sebelum Massa Datang
Warga melaporkan bahwa suasana lingkungan masih tenang beberapa jam sebelum massa datang. Sahroni beserta keluarganya sudah meninggalkan rumah, sementara ajudan dan petugas keamanan tetap bersiaga.
Sahroni memerintahkan pengamanan mobil dan memindahkan kendaraan ke lokasi aman. Warga memperhatikan bahwa langkah ini efektif mencegah kerusakan lebih besar pada kendaraan mewah milik Sahroni.
Massa Membludak dari Berbagai Wilayah
Ketika sore menjelang malam, warga melihat kerumunan semakin besar. Massa yang datang sebagian besar bukan penduduk sekitar. Mereka berasal dari Bahari, Cilincing, dan Kemayoran.
Awalnya, massa menyuarakan protes secara damai, namun jumlah mereka yang terus bertambah membuat situasi tidak terkendali. Sebagian orang mulai melempari rumah dan masuk untuk menjarah barang-barang berharga.
Barang-Barang yang Dijarah Massa
Massa mengambil hampir semua barang berharga di rumah Sahroni. Warga mencatat beberapa item yang hilang atau rusak:
-
Massa membawa perabot rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, dan AC.
-
Massa menjarah barang elektronik, termasuk kulkas, televisi, dan mesin cuci.
-
Massa mengambil koleksi pribadi berupa pakaian, tas, sepatu, dan kasur.
-
Massa mengambil dokumen penting, seperti ijazah, sertifikat tanah, kartu keluarga, dan surat berharga lainnya.
-
Massa merusak koleksi patung Iron Man, yang selama ini dipajang di rumah.
-
Massa menyebabkan kerusakan pada satu mobil yang tersisa, termasuk kaca pecah dan bodi penyok.
Warga mengaku rumah tampak kosong dan berantakan setelah massa pergi.
Kesaksian Warga
Seorang warga yang menyaksikan langsung menyampaikan:
“Kami melihat semua dari jauh. Awalnya massa tenang, tapi lama-lama rusuh. Kami tidak bisa berbuat apa-apa.”
Warga lain menambahkan bahwa mereka takut ikut campur karena massa sudah tidak terkendali. Banyak warga hanya mengamati dari kejauhan dan mencoba menjaga keamanan diri sendiri.
Dampak Sosial dan Keamanan Lingkungan
Penjarahan ini menimbulkan kekhawatiran di lingkungan Tanjung Priok. Warga merasa tidak aman karena orang dari luar wilayah bisa masuk dengan mudah. Selain kerugian materi, warga mengalami trauma akibat suara keributan dan kerusakan yang terjadi.
Beberapa toko di sekitar lokasi memilih menutup lebih awal untuk menghindari risiko penjarahan lanjutan. Orang tua menenangkan anak-anak mereka yang ketakutan.
Analisis Tindakan Sahroni
Tindakan Sahroni memindahkan mobil-mobilnya sebelum massa datang menunjukkan kesadaran terhadap risiko kerusuhan. Namun, langkah ini tidak cukup menghentikan massa dari melakukan penjarahan.
Warga dan pihak keamanan menyadari perlunya strategi lebih ketat. Aparat perlu merespons lebih cepat ketika ada indikasi kerumunan yang bisa berubah menjadi aksi anarkis.
Rangkuman Kronologi
Tahap Peristiwa | Keterangan |
---|---|
Sebelum massa datang | Sahroni memindahkan mobil, keluarga meninggalkan rumah. |
Massa berdatangan | Mayoritas bukan warga setempat, datang dari berbagai wilayah. |
Aksi berlangsung | Awalnya damai, berubah menjadi penjarahan. |
Barang dijarah | Perabot, elektronik, dokumen penting, koleksi pribadi, satu mobil rusak. |
Dampak warga | Trauma, takut, kerugian materi besar. |
Peristiwa penjarahan rumah Sahroni di Tanjung Priok menjadi pengingat bahwa aksi massa bisa berkembang cepat menjadi anarkis. Walau Sahroni memindahkan mobil mewah sebelumnya, kerusakan dan kerugian tetap terjadi.
Bagi warga, kejadian ini mengajarkan pentingnya keamanan lingkungan dan kewaspadaan terhadap kerumunan. Bagi aparat, peristiwa ini menekankan perlunya respons cepat untuk mencegah aksi massa menjadi kekacauan.