malangtoday.id – Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, memimpin kunjungan langsung ke kawasan Pameu, Kabupaten Aceh Tengah untuk menyapa masyarakat terdampak banjir bandang dan longsor. Kunjungan ini menjadi sorotan publik karena menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk melihat langsung kondisi warga yang masih terisolasi akibat kerusakan infrastruktur yang parah.
Jalur Alternatif Demi Menggapai Wilayah Terisolasi
Akses jalan utama menuju desa terdampak banjir Rusip Antara dan Pameu terputus akibat banjir bandang dan longsor yang menghantam wilayah Aceh Tengah beberapa pekan terakhir. Kondisi ini memaksa rombongan memanfaatkan jalur alternatif berupa rakit darurat untuk menyeberangi sungai yang kini menjadi satu-satunya akses menuju titik peninjauan terluar. Rakit tersebut terbuat dari kayu dan drum, serta ditarik menggunakan tali sling untuk melewati arus sungai yang deras. Proses penyeberangan ini tidak mudah karena arus air yang deras dan kondisi rakit yang sederhana memicu tantangan berat bagi rombongan.
Momen Rakit Terbalik dan Wagub Aceh Tercebur ke Sungai
Saat rombongan melintasi sungai menggunakan rakit darurat, keseimbangan rakit tiba-tiba goyah. Aliran sungai yang deras mengguncang rakit, membuat kendaraan improvisasi itu terbalik. Semua yang menumpang, termasuk Wagub Aceh, anggota rombongan, dan General Manager PLN tercebur ke air tanpa diduga sebelumnya. Momen itu terjadi sangat cepat sehingga semua yang berada di rakit langsung jatuh ke tengah sungai.
Warga sekitar dan prajurit TNI langsung bereaksi cepat sesaat setelah menyaksikan insiden ini. Mereka segera turun ke pinggir sungai untuk membantu evakuasi seluruh rombongan. Aksi cepat masyarakat dan TNI berhasil menarik satu per satu dari arus air, memastikan semua orang keluar dari sungai dalam kondisi selamat. Semua anggota rombongan, termasuk Wagub Aceh Fadhlullah, berhasil berdiri di tepi sungai setelah evakuasi tanpa luka serius yang perlu dirawat.
Reaksi Langsung Wagub Aceh Setelah Insiden
Usai tercebur ke sungai, Fadhlullah tidak menyerah atau panik. Ia langsung berdiri, menyapa warga, dan melanjutkan komunikasi dengan tim tanggap bencana. Langkah ini menunjukkan keteguhan sikap dalam situasi sulit sekaligus komitmen nyata untuk menuntaskan tugas. Kehadiran Wagub Aceh di lapangan tidak hanya simbolis, tetapi memberi semangat bagi masyarakat yang selama berhari-hari mengalami keterisolasian. Segera setelah kejadian, ia memimpin rapat koordinasi kecil di lokasi untuk menyusun strategi distribusi bantuan yang efektif.
Tantangan Akses dan Evakuasi di Daerah Terdampak
Tantangan terberat dalam penanganan pascabencana di Aceh Tengah kini bukan hanya soal bantuan pangan dan logistik, tetapi soal bagaimana aksesibilitas kembali pulih. Infrastruktur yang rusak parah memaksa semua pihak mencari solusi sementara seperti rakit darurat, perahu, ponton, dan alat angkut lainnya untuk menjangkau wilayah terisolasi. Insiden rakit terbalik ini memberikan gambaran nyata besarnya tantangan di lapangan.
Banjir bandang dan longsor telah merusak jalan, jembatan, dan sarana vital lainnya yang menjadi urat nadi mobilitas masyarakat. Tim tanggap darurat bersama unsur keamanan dan relawan kini terus membuka jalur alternatif sembari mempercepat perbaikan infrastruktur yang rusak. Pemerintah Aceh berharap dengan langkah ini bantuan dapat lebih cepat menjangkau warga, sehingga kebutuhan dasar masyarakat seperti pangan, air bersih, layanan kesehatan, dan obat-obatan bisa terpenuhi.
Komitmen Pemerintah Aceh untuk Pemulihan Berkelanjutan
Pemerintah Aceh menegaskan bahwa kehadiran langsung pimpinan di lokasi bencana menjadi bagian penting dalam proses pemulihan. Kunjungan ini memperkuat koordinasi lintas sektor antara pemerintah daerah, TNI, Polri, PLN, serta relawan masyarakat. Mereka bekerja bersama untuk memastikan bantuan yang dibutuhkan warga sampai tepat sasaran, terutama di wilayah terpencil yang paling sulit dijangkau.
Wagub Aceh menekankan perlunya langkah cepat dan terukur dalam penanganan bencana. Ia berharap bahwa dukungan dari pemerintah pusat dan daerah lain dapat mempercepat distribusi bantuan serta pemulihan infrastruktur.
Kesimpulan
Insiden rakit terbalik yang membuat Wakil Gubernur Aceh dan rombongan tercebur ke sungai saat meninjau dampak banjir dan longsor di Aceh Tengah bukan sekadar peristiwa dramatis. Peristiwa ini memperlihatkan tantangan serius yang dihadapi dalam penanganan bencana, terutama soal akses ke wilayah terisolasi. Namun, reaksi cepat masyarakat, TNI, dan pemerintah menunjukkan sinergi kuat di tengah kondisi sulit. Langkah konkret pemerintah Aceh menunjukkan bahwa bantuan dan pemulihan berkelanjutan menjadi prioritas utama demi kesejahteraan masyarakat terdampak bencana tersebut.
