BeritaEkonomi

Danantara Luncurkan Proyek Waste-to-Energy di 10 Kota pada November 2025

Malangtoday.id – Danantara berencana meluncurkan proyek waste-to-energy (mengubah sampah menjadi listrik) di 10 kota prioritas sejak awal November 2025. Ia akan membuka proses lelang terbuka untuk memilih mitra pengembang dan konstruksi. Dalam fase awal, proyek ini menargetkan kota-kota besar yang sudah memenuhi persyaratan teknis, ketersediaan lahan, dan dukungan pemerintah daerah.

Proyek ini bagian dari rencana jangka panjang yang mencakup total 33 kota di seluruh Indonesia. Namun, 10 kota pertama bakal mendapatkan prioritas karena kesiapan infrastruktur dan regulasi daerah. Danantara menargetkan seluruh pembangunan instalasi selesai dalam 2 tahun ke depan, sehingga produksi listrik dari sampah bisa segera beroperasi di wilayah-wilayah padat.

Investasi dan Kapasitas Proyek

Danantara mematok total investasi sekitar Rp 91 triliun untuk mendukung proyek WTE di 33 kota. Nilai investasi per instalasi PSEL (Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik) berkisar antara Rp 2–3 triliun untuk kapasitas pengolahan sekitar 1.000 ton sampah per hari.

Setiap kota bisa memiliki lebih dari satu fasilitas WTE. Contoh paling ekstrem: Jakarta memiliki potensi untuk 3–4 titik PSEL, karena volume sampah harian bisa mencapai 8.000 ton.

Kota Prioritas dan Pemilihan Lokasi

Kementerian Lingkungan Hidup ikut menentukan 10 kota prioritas. Beberapa kota yang disebut sebagai target awal antara lain Tangerang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bali, Makassar, dan kota-kota lain yang sudah siap dari segi lahan, air, dan dukungan regulasi.

Danantara bekerjasama erat dengan kepala daerah untuk memastikan kelancaran izin, ketersediaan lahan, dan integrasi jaringan listrik lokal.

Strategi dan Peran Pemerintah

Danantara akan mengatur tender dan seleksi mitra secara terbuka dan transparan. Ia menanggung studi kelayakan dan analisis teknis agar beban biaya awal bisa terserap lebih ringan di pemerintahan daerah.

Perusahaan listrik nasional (PLN) akan membeli listrik hasil dari instalasi WTE, menjadikan pengelolaan sampah sebagai bagian dari sistem energi nasional. Untuk mendukung percepatan regulasi, pemerintah mempercepat revisi Perpres terkait pengolahan sampah menjadi energi berbasis teknologi ramah lingkungan.

Manfaat Lingkungan, Ekonomi, dan Sosial

Proyek ini menghadirkan banyak manfaat ganda:

  • Mengurangi beban TPA — sampah kota besar bisa dialihkan ke instalasi WTE sehingga tumpukan sampah berkurang drastis.

  • Meningkatkan pasokan listrik terbarukan — setiap 1.000 ton sampah bisa menghasilkan sekitar 15 MW listrik (perkiraan).

  • Pengembangan industri teknologi hijau — aktivitas pembangunan dan operasional instalasi menciptakan permintaan teknologi, suku cadang, dan layanan ramah lingkungan.

  • Penciptaan lapangan kerja baru — sejak konstruksi hingga operasional, proyek ini membuka peluang kerja lokal.

  • Mengurangi emisi karbon dan polusi — sampah yang dibakar secara terkontrol menghasilkan jauh lebih sedikit emisi dibandingkan pembakaran terbuka di TPA.

Tantangan dan Risiko yang Harus Diantisipasi

Meskipun potensinya besar, proyek ini harus mengatasi beberapa tantangan:

  1. Regulasi dan perizinan daerah — daerah yang belum siap atau lambat mengurus izin bisa terlambat ikut program.

  2. Ketersediaan lahan dan pasokan air — lokasi harus memenuhi standar teknis agar proses termal dan pendinginan berjalan lancar.

  3. Pengelolaan limbah residu — setelah proses energi, residu abu pun harus dikelola aman agar tidak menimbulkan polusi baru.

  4. Kompetisi teknologi — pemilihan teknologi WTE yang paling efisien dan rendah emisi menentukan keberhasilan jangka panjang.

  5. Komitmen lokal — pemerintah kota dan provinsi harus mendukung kebijakan pengumpulan sampah terpisah agar pasokan limbah berkualitas tersedia.

Proyeksi dan Harapan

Danantara optimis bahwa sebagian besar instalasi WTE sudah operasional dalam dua tahun ke depan. Setelah itu, kota-kota besar bisa memanfaatkan listrik dari sampah sebagai bagian dari bauran energi nasional.

Proyek ini bisa menjadi blueprint nasional untuk skala yang lebih luas. Bila terbukti sukses di 10 kota, proyek akan diperluas ke seluruh 33 kota yang direncanakan. Indonesia dapat meningkatkan ketahanan energi sekaligus memecahkan persoalan sampah yang selama ini menjadi beban lingkungan.

Danantara menegaskan bahwa program ini bukan pekerjaan satu pihak saja. Ia mengajak swasta, pemerintah daerah, dan masyarakat bertindak bersama agar visi energi dari sampah dapat terwujud.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button