BeritaPeristiwaWisata & Kuliner

Mereka yang Terlupakan di Balik Kilau Eks‑Gang Dolly

malangtoday.id – Eks Gang Dolly dulu dikenal sebagai pusat prostitusi terbesar di Asia Tenggara. Jalur-jalur sempit, jendela kaca di wisma, dan lampu merah yang gemerlap membentuk ekosistem malam yang ramai. Tapi sejak penutupan pada 18 Juni 2014, lorong‑lorong itu berubah hampa — rumah dan kios terlantar, lampu dipadamkan, suasana berubah sunyi.

Meski fisik Dolly mati, jejak kehidupan — manusia dan problem sosial — tak serta‑merta hilang. Mereka yang dulu hidup dari sana menemukan tantangan baru: kehilangan mata pencaharian, stigma, dan perjuangan keras untuk bertahan.

Suara Mereka yang Jarang Didengar

Organisasi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) menjadi salah satu suara yang menengahi kisah para pekerja seks dan komunitas rentan di Dolly. PKBI menyediakan klinik inklusif bagi mereka — layanan kesehatan reproduksi, konseling, pemeriksaan, konsultasi psikologis — memberi ruang aman tanpa stigma.

Mereka merawat bukan hanya secara fisik, tetapi juga memberi dukungan moral dan sosial. Banyak yang sempat hidup dalam bayang-bayang rasa malu, takut, dan tekanan sosial. Di klinik PKBI mereka menemukan harapan: diterima, didengar, dan diperlakukan manusiawi.

Beberapa mantan pekerja berusaha bangkit lewat keterampilan sederhana: berdagang jamu, bergabung dalam komunitas kecil, atau mencoba pekerjaan baru — walau banyak yang kesulitan. Transformasi itu berat.

Janji Pemerintah dan Realita di Lapangan

Setelah penutupan, pemerintah kota menjanjikan program alih profesi, pelatihan, dan bantuan bagi mereka yang terdampak.

Namun upaya membangkitkan ekonomi lokal tidak selalu berhasil. Perkembangan UMKM berjalan lambat. Kawasan bekas Dolly sering sepi, kios mangkrak, dan banyak warga menagih janji — bantuan, pelatihan, serta pendampingan pasca penutupan.

Sementara itu aparat terus meningkatkan patroli dan penindakan terhadap prostitusi terselubung di sekitar kawasan eks Dolly. Pemerintah dan kepolisian menyatakan komitmen menjaga kawasan tetap bersih dari aktivitas ilegal.

Munculnya Harapan Baru: Seni, Batik, dan Kehidupan Baru

Dalam situasi sulit, sekelompok perajin batik malah menunjukkan keteguhan — melalui tempat bernama Rumah Batik Putat Jaya. Mereka membina para perajin di sekitar eks Dolly agar tetap produktif. Seni batik memberi mereka identitas baru — jauh dari stigma prostitusi — dan memberi peluang ekonomi alternatif.

Setiap pekan, perajin dari berbagai penjuru Surabaya datang ke Rumah Batik. Mereka belajar membuat batik motif tradisional, membangun komunitas, dan berusaha bangkit bersama. Batik menjadi jalan keluar: menghormati budaya, memberi harapan, dan membuka peluang bagi kehidupan yang berbeda

Luka Lama Belum Pulih Sepenuhnya

Penutupan Dolly memang memberhentikan pelacuran secara terbuka. Tetapi praktik prostitusi tidak hilang sepenuhnya. Beberapa laporan terbaru menyebut ada penggerebekan terkait dugaan prostitusi di sekitar kawasan eks Dolly — di rumah kos atau bangunan terselubung — meskipun bukan di area Dolly secara resmi.

Kondisi ini menunjukkan bahwa stigma, kebutuhan ekonomi, dan kerentanan sosial tetap membayang. Banyak mantan pekerja seks kesulitan mendapatkan pekerjaan layak. Banyak juga masyarakat sekitar merasakan janji‑janji “pembangunan baru” tak nyata.

Sementara dukungan sosial dari lembaga seperti PKBI dan Rumah Batik Putat Jaya menjadi krusial — namun mereka tetap butuh perhatian lebih besar dari pemerintah serta masyarakat luas.

Kenangan, Kehidupan, dan Tanggung Jawab Kita

Kisah mereka yang pernah hidup di Dolly bukan sekadar catatan sejarah. Itu panggilan bagi kita untuk melihat manusia di balik stigma. Mereka butuh akses kesehatan, pekerjaan, dan kesempatan memulai hidup baru.

Bekas glamour dari jendela kaca telah padam. Tapi kemanusiaan tak boleh padam. Kita bisa belajar bahwa penutupan lokasi prostitusi bukan akhir — itu awal dari tanggung jawab sosial, rehabilitasi, dan harapan bagi yang terlupakan.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button