BeritaPeristiwaPolitik

Pramono Anung Tanggapi Ahok: “Mudah-mudahan Ahok Salah” soal Risiko Banjir ke Monas

Respons Tegas Pramono atas Pernyataan Ahok

malangtoday.id – Gubernur Jakarta, Pramono Anung, mengambil sikap tegas atas peringatan mantan gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait risiko banjir ekstrem. Ahok menyatakan bahwa jika tanggul di Pantai Mutiara, Penjaringan, jebol, air laut bisa membanjiri hingga kawasan Monumen Nasional (Monas). Pramono menyatakan harapannya agar prediksi itu keliru dan tidak menjadi kenyataan.

Ia menyampaikan pernyataan tersebut langsung di Kantor Wali Kota Jakarta Utara. Ucapan itu ia ulang dua kali dengan tegas: ia berharap Ahok salah. Pramono enggan memperdalam analisis potensi teknis jebolnya tanggul, tetapi sikap waspada jelas terlihat dalam responsnya.

Tokoh Lain Ikut Sorot Prediksi Ahok

Tidak hanya Pramono yang menanggapi. Ketua Dewan Kota Jakarta Utara, Saipul Abu Gozala, mengungkapkan bahwa sejauh ini masyarakat setempat belum menyampaikan keluhan atau kekhawatiran terkait ramalan banjir hingga Monas. Dia mengaku hanya membaca pemberitaan mengenai tinggi muka laut yang melebihi tanggul dan potensi banjir rob.

Abu menekankan pentingnya pemantauan dan pengecekan berkala di wilayah pesisir, terutama di titik tanggul dan lokasi rawan rob. Dia berharap Pemprov DKI melakukan inspeksi rutin agar potensi banjir besar bisa diantisipasi dengan lebih dini.

Latar Belakang Pernyataan Ahok

Ahok menyuarakan prediksi risiko banjir itu tidak cukup sebagai peringatan semata. Ia mengingat proyek normalisasi Waduk Pluit yang dulu dia pimpin, sebagai upaya untuk menanggulangi banjir rob dari laut dan hujan bersamaan. Menurut Ahok, kebijakan penanganan banjir serupa perlu diperkuat agar kota tidak kembali menghadapi krisis air laut yang menembus daratan pusat Ibu Kota.

Sikap Ahok ini menarik perhatian publik karena menyentuh ancaman banjir rob dan potensi kerusakan besar di pusat kota. Dia membuka ulang diskusi lama soal penguatan tanggul laut dan manajemen air pasang di kawasan Pantai Mutiara.

Komitmen Pramono dalam Menangani Banjir

Pramono Anung sejak awal menjabat berjanji untuk menuntaskan masalah banjir Jakarta. Ia menyebut langkah-langkah konkret seperti perbaikan sistem drainase, pengecekan tali air, dan sumur resapan sebagai bagian dari strategi jangka panjang. Dia menegaskan bahwa penanganan banjir tak bisa dilakukan parsial: kolaborasi antara pemerintah pusat, Pemprov DKI, sampai masyarakat harus berjalan serentak.

Dalam beberapa peristiwa banjir sejak Pramono menjabat, dia langsung turun lapangan. Misalnya saat banjir kiriman melanda Jakarta, ia segera koordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air untuk mengaktifkan semua pompa serta mengatur pintu air agar banjir bisa cepat surut. Pramono menilai pengelolaan banjir kiriman lebih mudah dibanding banjir lokal, selama pompa dan infrastruktur air bekerja maksimal.

Strategi Jangka Panjang: Menggabungkan Program Ahok dan Anies

Pramono menyatakan bahwa dia akan mengombinasikan program-program yang sebelumnya dicanangkan oleh Ahok dan pendahulunya Anies Baswedan. Ia berjanji akan memperkuat tim PPSU (Petugas Penanganan Sarana dan Prasarana Umum) atau dikenal “pasukan oranye”, agar mereka lebih masif melaksanakan pembersihan saluran air dan drainase.

Selain itu, dia menegaskan akan melanjutkan pembangunan sumur resapan atau infiltration wells yang dulu populer di era Anies, tapi ia berjanji memilih lokasi dengan pertimbangan efektifitas dan dampak terhadap mobilitas warga. Dia juga menyebut akan terus mendorong kerja sama dengan pemerintah pusat untuk proyek besar seperti Giant Mangrove Sea Wall, guna memperkuat perlindungan pesisir dari rob

Risiko Kombinasi Badai Alam dan Manusia

Menurut Pramono, provinsi harus waspada terhadap kombinasi risiko alam dan faktor manusia. Kehilangan area resapan akibat pembangunan masif jadi salah satu pemicu bencana banjir. Dia mengidentifikasi tiga jenis banjir yang mengancam Jakarta: banjir rob (akibat pasang laut), banjir lokal (karena intensitas hujan), dan banjir kiriman (dari wilayah luar Jakarta).

Dia menilai pemetaan jenis banjir ini penting agar penanganan bisa tepat sasaran. Untuk banjir lokal, misalnya, usaha normalisasi drainase dan sumur resapan jadi prioritas. Untuk rob, penguatan tanggul dan struktur pesisir jadi fokus utama. Pengelolaan kiriman air dari luar kota juga tetap menjadi bagian dari strategi.

Harapan Pramono: Prediksi Ahok Tak Terjadi

Walau menanggapi serius, Pramono tetap mengedepankan harapan optimistis. Ia berharap prediksi Ahok tentang banjir ke Monas tidak menjadi kenyataan. Sikap ini mencerminkan pola kepemimpinan yang ingin menenangkan publik dan tetap fokus pada aksi nyata. Ia tidak hanya menepis kemungkinan, tetapi juga menegaskan kesiapan Pemprov mengantisipasi berbagai skenario banjir.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button