
Pada Kamis sore, 4 Desember 2025, hujan deras mengguyur area luas di Kota Malang. Air hujan dan limpasan dari jalan raya mengalir deras menuju kawasan pemukiman. Akibatnya, 39 titik tercatat terdampak banjir, dengan puluhan rumah dan sejumlah jalan utama ikut tergenang.
Keesokan harinya, Jumat (5/12/2025), Wali Kota Wahyu Hidayat turun langsung ke lokasi terdampak di Kelurahan Purwodadi, Kecamatan Blimbing untuk melihat kondisi saluran air dan rumah warga.
Penyebab Utama Banjir Menurut Wali Kota
Intensitas Hujan Tinggi dan Aliran Air Deras
Wahyu Hidayat menegaskan bahwa hujan dengan intensitas tinggi menjadi penyebab awal banjir. Air dari jalan raya seperti Jalan Ahmad Yani meluap dan mengalir deras ke pemukiman — terutama ke kawasan cekungan seperti Jalan Sidomulyo Gang III.
Sistem Drainase Tidak Memadai
Beberapa ruas jalan, terutama jalan provinsi, ternyata tidak dilengkapi saluran drainase maupun bak kontrol. Tanpa infrastruktur tersebut, air tidak bisa tertampung dengan baik saat hujan deras. Hal ini menyebabkan air meluber ke kawasan pemukiman warga.
Saluran Tersumbat Sampah dan Sedimentasi
Saat meninjau lokasi, Wali Kota mendapati banyak sampah dan endapan di dasar saluran air. Sedimentasi ini menghambat aliran air meskipun saluran sudah tersedia. Akibatnya, air tak bisa mengalir sempurna dan meluap ke permukiman serta jalan raya.
Pemukiman di Atas Lahan Irigasi / Saluran Air
Di beberapa titik, saluran air atau irigasi sudah tertutup bangunan penduduk — bahkan rumah sudah berdiri puluhan tahun di atas area itu. Kondisi ini membuat sistem drainase kota sia-sia karena aliran air secara alami tertutup oleh bangunan.
Dampak Banjir
-
Sekitar 90 rumah tergenang, beberapa rusak sedang.
-
Beberapa jalur utama dan jalan perkampungan ikut terendam — mengganggu mobilitas warga.
-
Air banjir juga menyebabkan kendaraan hanyut dan memaksa evakuasi di sejumlah titik.
Respons Pemerintah dan Upaya Penanganan
Wali Kota Malang meminta aparat penegak untuk mendata bangunan yang berdiri di atas saluran air dan irigasi usang. Pemerintah berencana menertibkan bangunan ilegal di atas drainase atau irigasi.
Pemerintah akan memperbaiki sistem drainase di ruas jalan krusial. Beberapa proyek drainase telah direncanakan — terutama di jalan-jalan utama dan area rawan banjir — untuk menampung air hujan dan mencegah luapan ke kawasan pemukiman.
Selain itu, saluran air yang tersumbat sampah dan sedimentasi akan dibersihkan. Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan ke saluran air.
Pentingnya Pencegahan Terpadu & Partisipasi Masyarakat
Menurut kajian tentang banjir di Kota Malang, faktor seperti penurunan ruang terbuka hijau, pembangunan perumahan dan pusat perdagangan yang tak tertata, serta perubahan penggunaan lahan turut memperparah risiko banjir.
Pencegahan banjir harus melibatkan semua pihak: pemerintah, warga, dan pelaku usaha. Pemerintah perlu menata tata ruang, memperbarui drainase, dan memastikan saluran air bersih. Warga harus menjaga saluran tetap bersih, tidak membuang sampah sembarangan, dan mendukung upaya mitigasi.


