BeritaPolitik

Netanyahu Tuding PM Spanyol Ancam Israel: Sengketa Diplomatik Memanas

MalangToday.id – Ketegangan antara Israel dan Spanyol kembali naik. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menuduh PM Spanyol Pedro Sánchez mengancam negaranya dengan genosida. Tuduhan itu muncul setelah kritik Spanyol makin keras terhadap operasi militer Israel di Gaza. Pemerintah Spanyol langsung membantah dan menyebut tuduhan itu fitnah.

Latar Belakang Perselisihan

Awal konflik terjadi Senin, 8 September 2025. Pedro Sánchez mengumumkan sembilan kebijakan baru. Langkah ini ditujukan untuk menghentikan apa yang ia sebut sebagai genosida di Gaza.

Beberapa kebijakan utama adalah:

  • embargo senjata permanen untuk Israel,

  • pelarangan impor dari wilayah pendudukan,

  • larangan masuk ke Spanyol bagi individu yang terlibat perang di Gaza.

Sánchez menegaskan bahwa Spanyol memang tidak punya senjata nuklir atau kapal induk. Namun, menurutnya hal itu tidak bisa membungkam suara Madrid di forum internasional. Ucapannya ini kemudian memicu perdebatan.

Tuduhan Netanyahu

Pada Kamis, 11 September, Netanyahu menanggapi lewat media sosial X. Ia menyebut pernyataan Sánchez soal nuklir sebagai ancaman genosida nyata. Menurut Netanyahu, komentar seperti itu sudah melewati batas diplomasi. Ia juga menilai ucapan tersebut menunjukkan niat buruk terhadap Israel.

Respons Spanyol

Pemerintah Spanyol tidak tinggal diam. Kementerian Luar Negeri menyebut tuduhan Netanyahu palsu dan penuh fitnah. Mereka menegaskan rakyat Spanyol tetap sahabat Israel sekaligus sahabat Palestina. Kritik Madrid, kata mereka, lahir dari komitmen pada keadilan dan hak asasi manusia.

Menteri Pertahanan Spanyol, Margarita Robles, juga ikut bersuara. Ia berkata:

“Saya pikir Netanyahu tidak pantas menguliahi siapa pun saat ia sendiri melakukan kekejaman di Gaza.”

Pernyataan Robles memperlihatkan sikap keras Spanyol. Mereka menolak tuduhan Israel dan menegaskan kritik yang mereka lontarkan bersandar pada demokrasi dan HAM.

Implikasi Diplomatik

Pertengkaran ini membuat hubungan kedua negara semakin renggang. Ada beberapa catatan penting:

  1. Spanyol menjadi pengkritik vokal.
    Pedro Sánchez termasuk salah satu pemimpin Eropa yang paling keras mengkritik perang Gaza. Mei lalu, Spanyol bahkan mengakui negara Palestina secara resmi.

  2. Penarikan duta besar.
    Pada 8 September, Spanyol menarik pulang duta besarnya dari Tel Aviv. Langkah itu diambil setelah Israel menuduh Madrid menjalankan kampanye anti-Israel dan antisemitisme.

  3. Risiko eskalasi lebih jauh.
    Tuduhan genosida dan ancaman balasan bisa memperburuk hubungan bilateral. Perselisihan ini juga berpotensi memengaruhi posisi Spanyol di Eropa dan forum internasional.

Pandangan Ahli

Pengamat internasional menilai istilah genosida bukan sekadar retorika. Istilah ini punya bobot hukum yang besar. Jika digunakan sembarangan, istilah itu bisa memicu tekanan diplomatik, sanksi, hingga gugatan hukum.

Organisasi HAM dunia kemungkinan akan mengawasi langkah Spanyol selanjutnya. Mereka ingin tahu apakah kebijakan Madrid sesuai hukum internasional.

Di sisi lain, Israel menilai tuduhan pada Spanyol sebagai upaya menjaga narasi. Bagi mereka, kritik terhadap perang Gaza sering dianggap sebagai ancaman terhadap eksistensi negara Yahudi.

Kesimpulan

Pertikaian verbal Netanyahu dan Sánchez menunjukkan betapa rapuh hubungan diplomatik Israel dan Spanyol saat ini. Israel merasa diancam, sementara Spanyol menegaskan bahwa kritik mereka berdiri di atas nilai kemanusiaan.

Dampak jangka panjangnya belum jelas. Namun, jelas terlihat bahwa perang Gaza tidak hanya membawa krisis kemanusiaan, tapi juga memicu konflik diplomatik baru di Eropa.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button