BeritaEkonomi

Daftar 7 Negara dengan Ekonomi Terlemah di Asia: Fakta dan Penyebabnya

malangtoday.id – Asia sering digambarkan sebagai benua dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, ditandai dengan kemajuan negara-negara seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura. Namun, di balik gemerlap pencakar langit dan kemajuan teknologinya, Asia juga menyimpan cerita lain tentang negara-negara yang masih bergulat dengan tantangan ekonomi yang berat. Ketimpangan antara negara kaya dan miskin di benua ini sangat mencolok.

Artikel ini akan mengupas 7 negara dengan ekonomi terlemah di Asia berdasarkan data GDP per kapita (KKB) yang diterbitkan oleh International Monetary Fund (IMF). GDP per kapita adalah indikator yang umum digunakan untuk mengukur rata-rata pendapatan penduduk suatu negara, meskipun penting untuk diingat bahwa ini bukan satu-satunya ukuran kemakmuran. Kita juga akan menganalisis faktor-faktor historis, geografis, dan politik yang menyebabkan kondisi tersebut, serta melihat apakah Indonesia masuk dalam daftar ini.

Memahami Metode Pengukuran: GDP per Kapita (KKB)

Sebelum masuk ke daftarnya, penting untuk memahami metrik yang digunakan. GDP per kapita (KKB) atau Purchasing Power Parity (PPP) adalah ukuran yang menyesuaikan perbedaan tingkat harga antar negara. Ini memberikan gambaran yang lebih akurat tentang standar hidup nyata penduduk suatu negara dibandingkan dengan GDP nominal. Dengan kata lain, angka ini menunjukkan berapa banyak barang dan jasa yang dapat dibeli oleh uang tersebut di negara tersebut.

Daftar 7 Negara dengan Ekonomi Terlemah di Asia

Berikut adalah tujuh negara dengan GDP per kapita (KKB) terendah di Asia, yang mencerminkan tantangan ekonomi yang mereka hadapi.

1. Afghanistan

GDP per Kapita (KKB): Sekitar $1.500
Faktor Penyebab: Afghanistan merupakan negara yang telah dilanda konflik dan perang selama beberapa dekade. Instabilitas politik, keamanan yang buruk, dan kerusakan infrastruktur yang parah menghambat hampir semua bentuk pembangunan ekonomi. Meski memiliki sumber daya mineral yang melimpah, negara ini kesulitan untuk mengeksploitasinya secara aman dan legal. Sektor pertanian, yang menjadi tulang punggung banyak penduduk, juga sering terkena dampak kekeringan.

2. Yaman

GDP per Kapita (KKB): Sekitar $1.900
Faktor Penyebab: Mirip dengan Afghanistan, Yaman sedang mengalami konflik saudara yang menghancurkan sejak 2015. Perang ini telah memicu krisis kemanusiaan terburuk di dunia menurut PBB. Blokade laut, kerusakan infrastruktur vital, dan kolapsnya institusi pemerintah membuat perekonomian hancur berantakan. Kelaparan dan wabah penyakit menjadi ancaman sehari-hari bagi mayoritas populasi.

3. Tajikistan

GDP per Kapita (KKB): Sekitar $4.600
Faktor Penyebab: Sebagai negara pecahan Uni Soviet yang terkurung daratan (landlocked), Tajikistan menghadapi keterbatasan geografis yang serius. Ekonominya sangat bergantung pada pengiriman uang (remitansi) dari warganya yang bekerja di Rusia, membuatnya rentan terhadap gejolak ekonomi negara tersebut. Sektor industrinya kurang berkembang, dan investasi asing masuk sangat terbatas.

4. Kyrgyzstan

GDP per Kapita (KKB): Sekitar $5.300
Faktor Penyebab: Negara tetangga Tajikistan ini menghadapi tantangan serupa: terkurung daratan dan bergantung pada remitansi. Kyrgyzstan mengalami instabilitas politik internal yang berulang kali menyebabkan pergantian pemerintahan melalui revolusi. Meski memiliki cadangan emas yang signifikan, manajemen yang buruk dan korupsi menghalangi negara untuk memanfaatkannya secara maksimal bagi kesejahteraan rakyat.

5. Nepal

GDP per Kapita (KKB): Sekitar $4.700
Faktor Penyebab: Geografi Nepal yang bergunung-gunung menyulitkan pembangunan infrastruktur dan konektivitas, meski juga menyediakan potensi pariwisata yang besar. Negara ini bergantung pada sektor pertanian dan pariwisata trekking. Ketergantungan pada impor bahan bakar dan barang-barang konsumsi dari India juga membuat ekonominya rentan. Pemulihan pasca gempa bumi 2015 juga masih berlangsung.

6. Myanmar

GDP per Kapita (KKB): Sekitar $4.800
Faktor Penyebab: Myanmar adalah contoh negara yang kaya akan sumber daya alam (gas alam, kayu, permata) tetapi miskin secara ekonomi akibat isolasi dan konflik internal selama puluhan tahun di bawah junta militer. Meski sempat membuka diri dan menunjukkan kemajuan, kudeta militer pada tahun 2021 telah mengembalikan negara ke dalam kekacauan, sanksi internasional, dan konflik bersenjata, yang menghancurkan prospek ekonominya.

7. Kamboja

GDP per Kapita (KKB): Sekitar $5.500
Faktor Penyebab: Kamboja adalah negara dengan pertumbuhan yang cukup cepat namun berasal dari basis yang sangat rendah setelah mengalami era genosida Khmer Merah yang menghancurkan. Ekonominya saat ini sangat bergantung pada industri pakaian jadi (garment) dan pariwisata (Angkor Wat). Tantangan terbesarnya adalah ketimpangan income yang tinggi, korupsi, dan ketergantungan pada investasi asing, khususnya dari China.

Lalu, Bagaimana dengan Indonesia?

Pertanyaan besar yang mungkin ada di benak banyak pembaca: Apakah Indonesia termasuk dalam daftar negara termiskin di Asia?
Jawabannya adalah tidak.

Berdasarkan data IMF terbaru, GDP per kapita (KKB) Indonesia berada di kisaran $15.000. Angka ini jauh lebih tinggi daripada ketujuh negara dalam daftar di atas. Peringkat Indonesia berada di posisi menengah ke bawah di Asia, bersama dengan negara-negara seperti Filipina, Vietnam, dan India.

Indonesia memang masih menghadapi berbagai tantangan, seperti ketimpangan ekonomi antara Jawa dan luar Jawa, infrastruktur yang belum merata, dan birokrasi yang rumit. Namun, sebagai anggota G20 dan dengan populasi yang sangat besar, Indonesia memiliki pangsa pasar domestik yang kuat, sektor industri yang berkembang, dan pertumbuhan ekonomi yang stabil di atas 5% dalam beberapa tahun terakhir (kecuali selama pandemi). Oleh karena itu, klaim bahwa Indonesia adalah salah satu negara termiskin di Asia adalah tidak akurat.

Faktor Umum Penghambat Pembangunan Ekonomi

Dari analisis ketujuh negara di atas, dapat disimpulkan beberapa faktor umum yang menghambat kemajuan ekonomi:

  1. Konflik dan Instabilitas Politik: Perang dan kudeta menghancurkan infrastruktur, mengusir investor, dan mengalihkan anggaran dari pembangunan ke militer.

  2. Geografi yang Menantang: Negara terkurung daratan (landlocked) atau berbukit menyulitkan perdagangan dan pembangunan.

  3. Keterbatasan Sumber Daya dan Infrastruktur: Tidak memiliki akses ke sumber daya yang bernilai tinggi atau infrastruktur untuk mengelolanya.

  4. Ketergantungan pada Sektor Tunggal: Terlalu bergantung pada remitansi atau satu jenis komoditas membuat ekonomi rentan terhadap guncangan eksternal.

  5. Tingkat Korupsi yang Tinggi: Korupsi yang sistemik menggerogoti anggaran pembangunan dan mengurangi kepercayaan investor.

Kesimpulan

Daftar 7 negara dengan ekonomi terlemah di Asia ini bukan untuk mengecilkan hati, tetapi untuk memberikan perspektif tentang betapa kompleksnya jalan menuju kemakmuran. Kemiskinan di negara-negara ini adalah hasil dari jalinan rumit sejarah kelam, konflik berkepanjangan, dan tantangan geografis yang sulit.

Sementara negara-negara seperti Indonesia, India, dan Vietnam terus tumbuh dan mengurangi kemiskinan secara signifikan, negara-negara dalam daftar ini membutuhkan perdamaian, stabilitas politik, dan bantuan internasional yang tepat sasaran untuk bisa bangkit. Pemahaman kita tentang kondisi mereka adalah langkah pertama untuk membangun empati dan dukungan global bagi pemulihan mereka.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button