
Dampak Psikologis: Siswa Masih Trauma
malangtoday.id – Ledakan di SMAN 72 Jakarta pada 7 November 2025 meninggalkan trauma mendalam bagi banyak siswa. Korban yang dirawat di RSIJ Cempaka Putih masih merasakan ketakutan dan kecemasan. Menteri Sosial menegaskan bahwa anak-anak ini belum pulih secara emosional.
Pihak sekolah dan tenaga medis aktif melakukan trauma healing. Mereka mendampingi korban di rumah sakit, sekolah, dan rumah masing-masing agar siswa bisa berbagi pengalaman dengan aman dan perlahan.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menekankan bahwa semua siswa, tidak hanya yang terluka fisik, memerlukan pendampingan psikologis. Trauma bisa muncul dari menyaksikan kejadian, bukan hanya dari cedera fisik.
Pembelajaran Jarak Jauh dengan Trauma Healing
Sekolah merespons kondisi ini dengan mengubah pembelajaran menjadi daring (PJJ). Kepala SMAN 72, Tetty Helena Tampubolon, menyatakan sebagian siswa belum siap kembali ke sekolah, sehingga PJJ tetap dilanjutkan.
Materi daring kini fokus pada trauma healing. Psikolog dari kepolisian, dinas pendidikan, dan dinas kesehatan memandu sesi pemulihan mental, membantu siswa menghadapi rasa takut dan cemas.
Sekolah belum bisa memastikan kapan pembelajaran hybrid dimulai. Mereka menunggu hasil asesmen psikologis dan persetujuan orang tua agar transisi ke tatap muka aman.
Kondisi Fisik Korban
Sebagian korban yang dirawat di RSIJ Cempaka Putih menunjukkan perkembangan positif. Dari 13 pasien, mayoritas kondisinya membaik.
Namun, trauma pendengaran menjadi masalah serius. Beberapa siswa mengalami gangguan telinga, bahkan ada yang merusak gendang telinga, sehingga perlu pemantauan jangka panjang.
Rumah sakit menyiapkan rencana tindak lanjut jika pemulihan tidak berjalan alami. Semua tindakan menunjukkan perhatian serius pada kondisi fisik dan mental siswa.
Dukungan Komunitas dan KPAI
KPAI menegaskan bahwa pendampingan tidak hanya untuk siswa yang dirawat, tetapi seluruh komunitas SMAN 72 memerlukan perhatian psikososial.
Mereka mengadakan pertemuan rutin dengan orang tua, psikolog, dan lembaga terkait agar pemulihan mental berjalan konsisten. Orang tua menyampaikan rasa syukur atas perhatian pemerintah dan berharap pendampingan berlanjut, karena trauma tidak hilang cepat.
Suara Pemerintah dan Pakar Medis
Menteri Kesehatan menegaskan bahwa materi trauma healing dalam PJJ tersusun dengan baik dan dipandu psikolog dari berbagai institusi.
Menteri Sosial memantau kondisi siswa di rumah sakit dan menekankan bahwa pemulihan mental menjadi prioritas. Asesmen rutin bersama KPAI dilakukan untuk mengevaluasi kesiapan siswa kembali ke sekolah.
Kementerian dan lembaga terkait bekerja sama agar proses trauma healing terus berlanjut, bahkan setelah siswa kembali ke sekolah.
Tantangan Kembali ke Sekolah
Meski siswa ingin kembali, pihak sekolah tidak terburu-buru. Mereka mengawasi kesiapan mental sebelum mengizinkan pembelajaran tatap muka penuh.
Orang tua menjadi faktor penting dalam keputusan kembali ke sekolah. Sekolah meminta persetujuan mereka sebelum mengubah skema PJJ menjadi hybrid.
Petugas keamanan tetap berjaga di SMAN 72. Polisi Militer TNI dan lembaga terkait memastikan akses sekolah terkontrol agar siswa merasa aman saat kembali ke gedung sekolah.
Kesimpulan
Ledakan di SMAN 72 Jakarta meninggalkan trauma besar bagi siswa. Pemulihan mental menjadi fokus utama melalui PJJ berisi trauma healing dan pendampingan psikologis rutin.
Meskipun kondisi fisik membaik, gangguan pendengaran dan luka batin masih membayangi banyak korban. Pemerintah dan KPAI berkomitmen memberikan pendampingan jangka panjang agar semua siswa bisa pulih sepenuhnya dan aman kembali ke sekolah.


