Kronologi Meninggalnya Epy Kusnandar dan Fakta Lengkap Riwayat Sakitnya
MalangToday.id – Kabar meninggalnya Epy Kusnandar mengguncang dunia hiburan Indonesia. Aktor yang terkenal lewat perannya sebagai Kang Mus dalam serial Preman Pensiun itu wafat pada Rabu, 3 Desember 2025. Keluarganya menyampaikan kabar duka tersebut setelah mendampingi Epy sejak pagi hingga ia menghembuskan napas terakhir. Banyak orang ingin mengetahui bagaimana proses kepergian sang aktor, sehingga kronologi ini memberikan gambaran lengkap mengenai detik-detik terakhir hidupnya.
Kondisi Kritis Sebelum Meninggal
Pada pagi hari, keluarga melihat kondisi fisik Epy melemah. Ia sulit merespons percakapan dan beberapa kali kehilangan fokus saat diajak berbicara. Keluarga langsung membawa Epy ke Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) karena khawatir dengan perubahan drastis itu. Tim medis memeriksa seluruh kondisinya dan menyimpulkan bahwa Epy memasuki fase kritis.
Dokter menyatakan bahwa Epy mengalami penurunan kesadaran. Tubuhnya tidak merespons rangsangan secara normal. Tekanan darahnya juga naik hingga mencapai angka yang sangat tinggi. Para perawat dan dokter berusaha menstabilkan kondisinya dengan memberikan tindakan darurat, namun tubuh Epy terus melemah.
Penyebab Meninggal: Penyumbatan di Batang Otak
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa penyumbatan pembuluh darah di batang otak memicu kondisi kritis tersebut. Penyumbatan ini menghentikan aliran darah ke area otak yang sangat penting. Bagian itu mengatur detak jantung, sistem pernapasan, dan beberapa fungsi hidup lainnya.
Dokter menjelaskan bahwa penyumbatan di batang otak sering menyebabkan kondisi fatal. Meski hanya satu pembuluh yang tersumbat, letaknya membuat tubuh tidak mampu mempertahankan fungsi vital. Tim medis berusaha mempertahankan tekanan darah dan fungsi napas Epy, tetapi tubuhnya tidak merespons dengan baik. Pada pukul 14.24 WIB, jantungnya berhenti berdetak setelah beberapa menit melemah.
Gejala Sebelum Kondisi Kritis
Beberapa hari sebelum dirawat, Epy mengeluhkan sakit kepala dan kelelahan. Ia juga mengaku beberapa kali kehilangan keseimbangan ketika berjalan. Keluarga mengira Epy hanya kelelahan karena aktivitas hariannya. Namun, gejala itu terus berkembang hingga akhirnya membuatnya kehilangan kesadaran pada pagi hari menjelang kepergiannya.
Karena memiliki riwayat penyakit otak, Epy sering mengabaikan gejala kecil dan memilih beristirahat. Keluarganya pernah mengingatkan agar Epy memeriksakan diri, tetapi Epy tetap memilih untuk mengatasi keluhannya dengan tidur dan minum obat ringan. Kebiasaan itu membuat keluarga tidak menyadari bahwa kondisi Epy berkembang semakin parah.
Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita
Pada tahun 2010, dokter pernah mendiagnosis tumor otak pada diri Epy. Saat itu dokter memprediksi bahwa Epy hanya memiliki waktu hidup beberapa bulan saja. Namun, Epy menolak pasrah. Ia memilih menjalani pengobatan alternatif dan memperbaiki gaya hidupnya. Keputusannya membuahkan hasil karena ia berhasil bertahan hingga bertahun-tahun setelah vonis itu.
Dalam beberapa wawancara, Epy menjelaskan bahwa ia mengubah pola pikir dan berusaha menghindari stres. Menurutnya, ketenangan pikiran mendukung proses penyembuhan. Ia juga menjalani berbagai metode herbal. Meskipun dokter masih memantau kondisinya, Epy tetap melanjutkan kegiatan seni dan tampil dalam berbagai film serta sinetron.
Efek sisa dari tumor lama tidak hilang sepenuhnya. Struktur otaknya tetap menyimpan risiko. Usia yang semakin menua memperbesar peluang munculnya gangguan. Kondisi inilah yang kemudian memicu penyumbatan yang berakibat fatal pada tahun 2025.
Respons Keluarga dan Ungkapan Duka
Setelah Epy meninggal, istrinya Karina Ranau menyampaikan kabar tersebut melalui media sosial. Ia mengajak masyarakat untuk mendoakan suaminya. Karina mengenang Epy sebagai sosok yang penuh semangat dan selalu menunjukkan ketegaran dalam menghadapi penyakitnya. Keluarga besar dan kerabat juga memberikan penghormatan dan menyatakan bahwa Epy selalu memberikan inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya.
Rekan-rekan artis datang ke rumah duka untuk memberikan dukungan kepada keluarga. Banyak di antaranya bercerita tentang profesionalisme dan kerendahan hati Epy. Publik pun mengenang berbagai peran ikonik yang pernah ia mainkan.
Rumah Duka dan Prosesi Pemakaman
Keluarga membawa jenazah Epy ke rumah duka di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Para pelayat berdatangan sejak sore hingga malam hari. Mereka memberikan doa dan penghormatan terakhir. Suasana haru mengiringi kedatangan setiap tamu yang mengenal sosok Epy melalui karya-karyanya.
Keesokan paginya, keluarga memakamkan Epy di TPU Jeruk Purut. Prosesi pemakaman berlangsung dengan khidmat. Keluarga mengantar jenazahnya hingga ke liang lahat sambil membaca doa. Banyak orang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir.
Warisan Karier dan Dedikasi Epy Kusnandar
Epy memulai perjalanan karier sejak 1990-an. Ia membangun reputasinya melalui teater, film, sinetron, dan berbagai produksi televisi. Kemampuannya memerankan karakter dengan ekspresi kuat membuatnya diingat oleh banyak sutradara dan penggemar. Puncak popularitasnya muncul ketika ia memerankan Kang Mus di Preman Pensiun. Karakter itu menjadi ciri khas dirinya di dunia hiburan.
Selain kemampuan akting, Epy juga dikenal sebagai mentor bagi aktor muda. Banyak orang belajar darinya tentang teknik akting dan disiplin kerja. Epy sering mengatakan bahwa seni peran membutuhkan ketulusan dan penghayatan mendalam.
Kronologi meninggalnya Epy Kusnandar menunjukkan bahwa penyakit otak memerlukan perhatian serius. Gejala kecil bisa berkembang menjadi kondisi berbahaya jika tidak ditangani sejak awal. Kepergian Epy meninggalkan duka mendalam, tetapi ketegaran dan dedikasinya dalam berkarya tetap hidup dalam ingatan publik.
Selamat jalan, Epy Kusnandar. Karya dan perjuanganmu akan terus menginspirasi banyak orang.




