Gunung Semeru Kembali Aktif, Hembuskan Asap Putih Setinggi 1 km dari Puncak
MalangToday – Gunung Semeru kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang cukup signifikan pada awal pekan ini. Gunung api tertinggi di Pulau Jawa tersebut terpantau mengeluarkan asap putih tebal yang membumbung tinggi hingga mencapai sekitar 1.000 meter dari puncak. Fenomena ini terlihat jelas dari wilayah pengamatan di sekitar Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Kondisi cuaca yang cenderung berawan membuat visual gunung sesekali tertutup kabut, namun intensitas asap yang keluar tetap dapat terlihat cukup jelas.
Pengamatan menunjukkan bahwa asap berwarna putih ini keluar dengan intensitas sedang, mengindikasikan adanya pergerakan gas vulkanik dari dalam tubuh gunung. Asap putih lazimnya menunjukkan uap air dan gas, namun jika volumenya meningkat, bisa menjadi tanda adanya tekanan internal yang terus bertambah. Situasi seperti ini perlu dipantau ketat karena berpotensi mengarah pada aktivitas erupsi yang lebih besar.
Peningkatan Aktivitas Seismik
Selain asap putih yang keluar dari puncak, aktivitas gempa vulkanik juga mengalami peningkatan. Dalam beberapa jam masa pengamatan, tercatat puluhan kali gempa letusan dengan amplitudo yang bervariasi. Setiap gempa memiliki durasi antara puluhan hingga seratus detik, menandakan getaran yang cukup kuat dari dalam perut gunung. Selain itu, beberapa gempa hembusan dan gempa tektonik jauh juga ikut terekam, menunjukkan adanya interaksi antara tekanan dalam gunung dengan struktur batuan di sekitarnya.
Peningkatan aktivitas ini memperlihatkan bahwa Semeru masih berada pada fase aktif. Dalam kondisi demikian, potensi keluarnya material vulkanik, abu, maupun awan panas harus benar-benar diwaspadai oleh masyarakat dan pihak berwenang.
Status Gunung Semeru Tetap di Level Awas
Saat ini Gunung Semeru masih berada pada status Level IV atau Awas, yaitu level tertinggi dalam skala status gunung api di Indonesia. Dengan level ini, masyarakat di sekitar lereng gunung dan sepanjang aliran sungai yang berhulu di Semeru wajib meningkatkan kewaspadaan. Status Awas berarti ada potensi bahaya besar yang bisa muncul tiba-tiba, seperti awan panas guguran, lontaran batu pijar, maupun aliran lava.
Dalam radius tertentu, masyarakat dilarang keras mendekat. Wilayah sektor tenggara sepanjang aliran Besuk Kobokan adalah daerah yang paling rawan, sehingga warga diminta tidak beraktivitas dalam radius hingga 20 kilometer dari puncak. Bahkan setelah radius itu, warga tetap harus menjaga jarak minimal beberapa ratus meter dari tepi sungai untuk mengantisipasi potensi lahar dingin atau banjir lahar jika hujan turun.
Radius bahaya ini juga meliputi area dalam 8 kilometer dari kawah aktif. Lontaran batu pijar dan guguran material panas dapat terjadi tanpa tanda visual yang jelas, sehingga kawasan tersebut sangat berbahaya bagi penduduk maupun pendaki.
Potensi Bahaya yang Mengancam
Gunung Semeru merupakan salah satu gunung api yang sangat aktif dan memiliki karakteristik erupsi berulang. Dengan aktivitas meningkat seperti saat ini, beberapa potensi bahaya utama yang perlu diwaspadai antara lain:
-
Awan Panas Guguran
Material panas seperti batu, pasir, dan debu vulkanik dapat meluncur dengan sangat cepat dan mematikan. Jalur alirannya sering kali mengikuti lembah dan sungai. -
Lahar Dingin
Jika hujan turun, material abu dan pasir di puncak dapat bercampur dengan air hujan dan mengalir deras ke wilayah hilir. Lahar dingin bisa menghancurkan jembatan, jalan, dan pemukiman. -
Lontaran Material Pijar
Batuan panas bisa terlontar jauh dari kawah. Risiko ini sangat tinggi bagi pendaki atau warga yang masih nekat mendekati zona terlarang. -
Erupsi Mendadak
Tekanan gas yang meningkat dapat memicu letusan tanpa tanda-tanda prekursornya terlihat secara visual.
Dampak Terhadap Masyarakat
Dengan status Awas yang masih berlangsung, masyarakat di wilayah sekitar Gunung Semeru harus tetap waspada. Mereka yang berada di zona rawan direkomendasikan untuk selalu memantau informasi resmi dari pos pengamatan maupun otoritas terkait. Sejumlah desa yang pernah terdampak awan panas beberapa tahun lalu kini memperketat sistem peringatan dini untuk memastikan keselamatan warga.
Aktivitas ekonomi masyarakat juga terpengaruh. Beberapa akses jalan menuju kawasan rawan harus ditutup demi keamanan. Para petani yang biasanya bekerja di ladang dekat sungai pun harus bersiasat agar tetap bisa beraktivitas tanpa membahayakan diri.
Pantauan Visual dan Cuaca di Sekitar Gunung
Cuaca di sekitar Gunung Semeru pagi hari terpantau berkisar antara mendung hingga berawan. Suhu udara relatif sejuk di kisaran 21–22 derajat Celcius. Angin lemah yang berhembus ke arah timur membuat asap putih tampak lebih stabil di puncak. Meski begitu, kondisi ini juga menyulitkan pengamatan karena kabut sering turun dan menutupi area penting bagi pemantauan visual.
Kondisi cuaca yang berubah-ubah bisa membuat analisis visual lebih menantang, sehingga seismograf menjadi alat penting dalam memantau pergerakan magma di dalam gunung.
Kesimpulan
Peningkatan aktivitas Gunung Semeru berupa keluarnya asap putih hingga 1 kilometer dan getaran gempa vulkanik menandakan bahwa gunung api ini sedang berada dalam fase aktif yang perlu diwaspadai. Status Awas menunjukkan risiko erupsi besar dan potensi awan panas sangat mungkin terjadi. Dengan kondisi seperti ini, masyarakat diminta mengikuti seluruh imbauan pihak berwenang agar tidak berada dalam radius berbahaya. Keselamatan harus diutamakan, mengingat Semeru adalah gunung api dengan aktivitas yang cepat berubah.




