Berita

Menguak Sumber dan Pemicu Guncangan Gempa Bumi di Bekasi, Ini Penjelasan Lengkap BMKG

Malangtoday.id Bekasi dan sejumlah wilayah di Jabodetabek kembali diguncang gempa bumi. Getaran yang dirasakan masyarakat, meski dalam skala ringan hingga sedang, selalu menimbulkan kecemasan dan pertanyaan besar: Apa sebenarnya penyebab gempa Bekasi? Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui pusat datanya telah melakukan analisis mendalam untuk mengungkap sumber dan mekanisme di balik guncangan yang sering terjadi ini. Fakta mengejutkannya adalah, secara geologis, Kota Bekasi sendiri tidak dilalui oleh patahan aktif utama. Lantas, dari mana sumber gempanya?

Artikel ini akan membahas tuntas penjelasan para ahli geofisika dari BMKG mengenai sumber-sumber gempa yang mempengaruhi Bekasi, mekanisme perambatan guncangannya, serta langkah-langkah mitigasi yang paling efektif untuk masyarakat.

Bekasi Bukan Sumber, Tapi “Korban” Getaran: Teori Amplifikasi dan Jarak Episentrum

Pernyataan kunci dari BMKG adalah: Kota Bekasi bukanlah wilayah sumber gempa (episentrum), melainkan area yang merasakan dampak getaran (guncangan) dari gempa yang berpusat di tempat lain.

Kekuatan getaran yang dirasakan di suatu lokasi tidak hanya ditentukan oleh magnitudo gempa dan kedalamannya, tetapi juga oleh jenis tanah di lokasi tersebut. Bekasi dan sebagian besar Jakarta memiliki lapisan tanah alluvial (endapan sungai) yang tebal dan lunak. Tanah jenis ini memiliki efek amplifikasi atau memperkuat guncangan gelombang seismik. Bayangkan seperti agar-agar yang digetarkan; getaran akan terasa lebih kuat dan lama di permukaannya. Inilah alasan mengapa gempa yang episentrumnya cukup jauh, seperti di selatan Jawa atau bahkan Samudera Hindia, masih dapat terasa cukup jelas di Bekasi.

Mengintip Sumber-Sumber Gempa yang Menggoyang Bekasi Menurut BMKG

Berdasarkan katalog gempa dan analisis tektonik, BMKG mengidentifikasi beberapa sumber gempa utama yang kerap menyebabkan guncangan di wilayah Bekasi:

1. Zona Megathrust Sunda
Ini adalah sumber gempa paling potensial dan berbahaya. Zona megathrust adalah area tumbukan lempeng di mana Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia di sebelah selatan Pulau Jawa. Zona ini berjarak ratusan kilometer dari Bekasi, namun gempa yang dihasilkannya bisa sangat besar (dapat mencapai M 8.5 bahkan lebih). Guncangan dari gempa megathrust bersifat panjang dan dapat dirasakan sangat luas, termasuk hingga ke Bekasi. Peristiwa gempa kuat di selatan Jawa yang gempanya terasa di Bekasi hampir selalu bersumber dari zona ini.

2. Zona Sesar Aktif di Daratan (Sesar Cimandiri, Sesar Baribis, dll.)
Sumber gempa kedua yang lebih dekat adalah patahan-patahan aktif di daratan Jawa Barat. Beberapa yang paling signifikan adalah:

  • Sesar Cimandiri: Membentang dari Pelabuhan Ratu hingga ke daerah Pamanukan. Gempa yang dihasilkan sesar ini sering kali terasa hingga ke Bekasi dan Jakarta.

  • Sesar Baribis (atau Sesar Bekasi-Majalengka): Sesar ini diduga berpotensi membentang di sebelah utara Bandung hingga ke daerah sekitar Bekasi dan Karawang. Keberadaan dan aktivitasnya masih menjadi bahan penelitian intensif, tetapi BMKG tidak menutup kemungkinan bahwa sesar ini dapat memicu gempa-gempa dangkal yang kekuatannya moderat namun berpotensi merusak karena kedalamannya yang dangkal dan lokasinya yang dekat dengan permukiman.

3. Gempa-Gempa Laut Jawa
Aktivitas seismik di Laut Jawa utara Jawa Barat juga berkontribusi. Meskipun magnitudonya umumnya tidak sebesar gempa di zona megathrust, jaraknya yang relatif lebih dekat ke Bekasi membuat guncangannya cukup signifikan untuk dirasakan.

Analisis BMKG pada sebuah Kejadian Gempa yang Terasa di Bekasi

Sebagai contoh, ketika terjadi gempa yang dirasakan warga Bekasi pada suatu tanggal, BMKG biasanya merilis data berikut dalam hitungan menit:

  • Tanggal dan Waktu: Pencatatan waktu yang akurat.

  • Kekuatan (Magnitudo): Misalnya, M 5.1.

  • Kedalaman: Misalnya, 10 km (dangkal) atau 100 km (dalam). Kedalaman sangat mempengaruhi jangkauan dan kekuatan getaran yang dirasakan.

  • Lokasi Episentrum: Koordinat lintang dan bujur, misalnya “Pusat gempa berada di laut 80 km Barat Daya Kabupaten Sukabumi”.

  • Dampak Guncangan (Skala MMI): BMKG menggunakan Skala Modified Mercalli Intensity (MMI) untuk menggambarkan seberapa kuat getaran dirasakan di berbagai daerah. Misalnya: “Getaran terasa di Sukabumi III-IV MMI (terasa oleh banyak orang, benda-benda ringan bergoyang), di Bekasi II-III MMI (terasa oleh beberapa orang, getaran seperti truk berlalu)”.

Data inilah yang kemudian dianalisis untuk menentukan sumber gempa apakah berasal dari sesar tertentu atau dari zona subduksi.

Langkah Mitigasi: Yang Harus Dilakukan Sebelum, Saat, dan Setelah Gempa

Pengetahuan dari BMKG tidaklah lengkap tanpa tindakan nyata. Berikut adalah langkah mitigasi berbasis sains:

1. Sebelum Gempa (Kesiapsiagaan)

  • Kencangkan mebel berat (lemari, rak buku) ke dinding untuk mencegah roboh.

  • Simpan dokumen penting dalam tempat yang mudah diakses dan tahan air/api.

  • Siapkan tas darurat berisi senter, baterai, air minum, makanan siap saji, P3K, uang tunai, dan masker.

  • Identifikasi titik evakuasi dan zona aman di sekitar rumah (lapangan terbuka, jauh dari bangunan dan pohon).

  • Diskusikan rencana komunikasi keluarga jika terpisah saat bencana.

2. Saat Gempa Terjadi

  • Jika berada di dalam bangunan: JAUHI jendela kaca, lemari, dan benda berat. LINDUNGI kepala dengan tangan dan bersembunyi di bawah meja yang kuat. TUNGGU sampai gempa benar-benar berhenti sebelum keluar.

  • Jika berada di luar: JAUHI dari gedung, tiang listrik, pohon, dan tebing. Cari area terbuka.

  • Jangan gunakan lift saat gempa terjadi.

3. Setelah Gempa

  • Periksa kondisi diri sendiri dan orang di sekitar, berikan pertolongan pertama jika mampu.

  • Periksa kebocoran gas atau kerusakan struktur bangunan. Jika bangunan terlihat rusak, segera evakuasi.

  • Waspada gempa susulan yang selalu berpotensi terjadi.

  • Nyalakan radio atau akses media sosial BMKG (@infoBMKG) untuk mendapatkan informasi resmi dan menghindari hoaks.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan lengkap BMKG, penyebab getaran gempa di Bekasi bukan berasal dari sumber di dalam kota, melainkan dari sumber-sumber gempa di sekitarnya, terutama Zona Megathrust Selatan Jawa dan Sesar Cimandiri. Efek amplifikasi tanah lunak Bekasi memperkuat guncangan ini, membuatnya terasa lebih jelas. Pemahaman ini bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk membangun kesadaran bahwa kita tinggal di wilayah yang aktif secara seismik. Mitigasi yang tepat, dimulai dari diri sendiri dan keluarga, adalah kunci untuk mengurangi risiko dan menyelamatkan nyawa ketika gempa terjadi di kemudian hari. Selalu andalkan informasi resmi dari BMKG sebagai sumber terpercaya dalam situasi darurat kebencanaan.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button