
Hujan deras mengguyur Kota Malang pada Kamis siang, 4 Desember 2025. Intensitas hujan itu membuat debit air di drainase dan sungai meluap drastis. Air meluap ke jalan, kemudian merembes ke permukiman warga. Hasilnya: 39 titik di Kota Malang terendam banjir.
Tiga kecamatan — Blimbing, Sukun, dan Lowokwaru — menjadi wilayah terdampak paling parah.
Beberapa ruas jalan yang biasanya ramai menjadi sungai sesaat. Banyak warga panik ketika air naik cepat dan membanjiri rumah. Ada yang terpaksa mengevakuasi diri, membawa barang seadanya.
Debit Air Capai 1,5–1,6 Meter
Menurut laporan BPBD Kota Malang, di jalan raya genangan air mencapai 80 cm. Namun di beberapa lokasi — terutama kawasan perumahan — air menenggelamkan rumah hingga 150–160 cm, atau sekitar 1,5–1,6 meter.
Di salah satu titik terdampak, di Jalan Kedawung 1, air bahkan menenggelamkan rumah hampir sepinggang orang dewasa. Warga menyebut genangan itu “sampai dada orang dewasa.”
Material lumpur dan arus deras semakin memperparah situasi. Di beberapa tempat, tembok pembatas sungai jebol dan air deras langsung menerjang pemukiman.
Kerusakan & Dampak Nyata ke Warga
Banjir ini membawa dampak signifikan bagi warga. Di kecamatan Blimbing, banyak rumah dan jalan rusak. Sebuah tembok rumah jebol, dan satu sepeda motor terseret arus.
Sejumlah keluarga harus mengungsi sementara ke tempat aman. Ada yang kehilangan perabot rumah, peralatan dapur, hingga bekal sehari-hari. Tim tanggap darurat dari BPBD bersama relawan langsung mendata kebutuhan mendesak seperti makanan cepat saji dan perlengkapan dasar untuk anak-anak serta balita.
Selain rusaknya pemukiman, akses jalan dan mobilitas warga terganggu. Banyak jalur vital tertutup banjir, membuat warga sulit keluar atau masuk kawasan terdampak. Evakuasi menjadi prioritas utama.
Tanggap Darurat & Bantuan Segera Dikerahkan
BPBD Kota Malang bergerak cepat dengan menerjunkan perahu karet ke lokasi terdalam. Petugas menangani evakuasi warga yang terjebak di rumah.
Pemerintah setempat juga koordinasi lintas instansi, termasuk aparat keamanan, untuk distribusi bantuan logistik darurat — makanan, pakaian, perlengkapan anak — terutama untuk rumah yang rusak parah atau terendam lumpur.
Warga diimbau tetap waspada, mengikuti arahan petugas, dan menghindari menerobos genangan air yang tinggi.
Warga Desak: Selamatkan Infrastruktur & Alur Drainase
Banjir kali ini kembali membuka luka lama: sistem drainase dinilai tidak memadai ketika hujan ekstrem. Banyak pengguna jalan dan warga mengeluhkan ketidaksiapan kota menghadapi curah hujan tinggi.
Sebagian warga mendesak pemerintah merevitalisasi saluran drainase, memperbaiki tembok pembatas sungai, dan memperkuat sistem mitigasi bencana.
Mereka juga meminta agar peringatan dini dan koordinasi antar-instansi diperkuat — agar jika hujan deras terjadi lagi, warga bisa segera dievakuasi dan dampak tidak meluas.



