
Malangtoday.id – Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto memiliki sejumlah agenda penting di dalam negeri yang berbenturan dengan tanggal penyelenggaraan KTT G20 di Afrika Selatan. Karena bentroknya jadwal, Prabowo menugaskan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sebagai perwakilan resmi Indonesia di konferensi tersebut.
Teddy menegaskan bahwa kehadiran Gibran di KTT bukan sekadar formalitas. Gibran akan menyampaikan pidato atas nama Prabowo dan menegaskan posisi Indonesia terhadap isu global prioritas.
Selain Gibran, pemerintah juga mengutus Wamenko Polkam Lodewijk F. Paulus sebagai utusan khusus Presiden. Tugas Lodewijk adalah menyerahkan surat resmi ketidakhadiran Prabowo kepada Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa.
Maksimalkan Peran Diplomasi lewat Gibran
Penunjukan Gibran bukan hanya simbolik. Ia tiba di Johannesburg pada 21 November 2025, setelah menempuh penerbangan sekitar 10,5 jam dari Jakarta.
Setibanya di Afrika Selatan, Gibran mendapat sambutan hangat dari pejabat lokal. Menteri Listrik dan Energi Afrika Selatan, Kgosientsho Ramokgopa, hadir di bandara. Selain itu, Gibran ditemani tarian tradisional pantsula sebagai bentuk penghormatan atas kehadiran delegasi Indonesia.
Dalam rangkaian kegiatan KTT, Gibran juga meresmikan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara sahabat. Ia menyampaikan komitmen kuat Indonesia untuk memperkuat kerja sama ekonomi, investasi, dan transformasi global.
Strategi Diplomasi Ekonomi di Panggung Global
Gibran menyatakan bahwa Indonesia melihat Afrika Selatan sebagai mitra strategis. Ia menekankan potensi besar untuk memperdalam kerja sama ekonomi, teknologi, dan industri manufaktur. Dalam forum bisnis, Gibran mengajak investor Afrika dan dunia untuk menggali peluang di Indonesia dan ASEAN.
Melalui pidatonya, Gibran menyampaikan pesan Prabowo bahwa Indonesia ingin mengambil peran aktif dalam pemulihan ekonomi global dan memperkuat solidaritas antar negara melalui kerja sama yang saling menguntungkan.
Signifikansi Penunjukan Gibran
Kehadiran Gibran sebagai perwakilan Prabowo di KTT G20 menandai betapa pentingnya Indonesia memproyeksikan kepemimpinan generasi muda di panggung internasional. Meski secara protokoler Presiden absen, delegasi Indonesia tetap dipimpin oleh tokoh tertinggi kedua negara, bukan pejabat kelas menengah.
Langkah ini juga memperlihatkan fleksibilitas diplomasi pemerintahan. Alih-alih membatalkan kehadiran, pemerintah memilih mengirim perwakilan senior yang memiliki legitimasi kuat dan mampu menyampaikan pesan strategis.
Selain itu, tindakan mengutus Lodewijk Paulus sebagai utusan khusus menunjukkan niat untuk menjaga tradisi diplomasi formal: menyampaikan pemberitahuan resmi ketidakhadiran Presiden dan menjaga etika protokol internasional.
Potensi Dampak Internal dan Eksternal
Dampak Internal:
-
Penugasan Gibran bisa memperkuat posisinya secara politik dalam pemerintahan karena menjadi wajah Indonesia di forum global.
-
Hal ini dapat menginspirasi generasi muda Indonesia bahwa jabatan tinggi negara bisa dijalankan oleh pemimpin muda sekalipun di panggung global.
-
Dalam negeri, wacana agenda Presiden yang sangat padat bisa muncul sebagai pertanyaan: apakah perlu restrukturisasi agar tokoh kunci negara bisa hadir di forum dunia.
Dampak Eksternal:
-
Gibran membawa pesan investasi dan kerja sama ekonomi Indonesia ke Afrika. Ini bisa membuka pintu investasi baru dari benua Afrika ke Indonesia.
-
Kehadirannya memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang serius dalam isu global, meski presiden secara fisik absen.
-
Pengiriman utusan berkualitas menciptakan sinyal bahwa Indonesia menghormati mitra internasional dan menjaga diplomasi dengan protokol tinggi.
Kesimpulan
Seskab menjelaskan bahwa Gibran mewakili Prabowo di KTT G20 Afrika Selatan karena Presiden memiliki agenda domestik yang tidak bisa ditinggalkan. Penunjukan Gibran menggantikan kehadiran Presiden tidak sekadar simbolis: ia membawa pesan strategis Indonesia dalam isu ekonomi global dan diplomasi.




