
malangtoday.id – Pada hari ini, Mahfud MD menerangkan secara gamblang bahwa reformasi di tubuh Polri telah memasuki titik di mana semua pihak harus bertindak. Ia mengungkap bahwa dari berbagai laporan masyarakat ia telah mencatat sebanyak 27 isu utama di institusi tersebut.
Himpunan 27 Masalah yang Teridentifikasi
Mahfud menjelaskan bahwa ia menemukan masalah mulai dari praktik pemerasan hingga keterlibatan anggota Polri dalam narkoba. Ia menyebut secara spesifik bahwa “ini pemerasan, ini kasus narkoba, ini penganiayaan” sebagai sebagian inti dari dugaan‑dugaan yang muncul. Ia mencatat semua masalah itu tanpa memilih dan tanpa mengabaikan satu pun.
Urgensi Penanganan Cepat dan Tuntas
Mahfud menekankan bahwa reformasi tidak bisa hanya bersifat simbolis. Ia menyebut bahwa institusi Polri harus membuka diri terhadap kritik dan segera menjalankan perubahan nyata. Ia juga menegaskan bahwa reformasi bukan hanya soal merubah struktur, tetapi memperbaiki budaya kerja, penegakan hukum, dan perilaku internal yang selama ini menyisakan banyak catatan negatif.
Menurut pengamatan Mahfud, Polri telah menunjukkan sinyal positif karena pejabat utama institusi itu hadir dalam rapat awal dan mau mengakui kelemahan yang ada.
Tiga Fokus Strategis dalam Reformasi
Pertama, Mahfud mencatat bahwa komisi ini akan mendorong proses dialog dengan berbagai elemen masyarakat. Ia menyatakan bahwa masyarakat, kampus, lembaga pemerintah, hingga organisasi non‑pemerintah akan dilibatkan agar masalah Polri bisa diidentifikasi secara partisipatif.
Kedua, Mahfud menggarisbawahi kebutuhan mengklasifikasikan 27 masalah ke klaster supaya langkah penanganan bisa terarah. Ia menyebut bahwa meskipun jumlahnya 27, secara prinsip bisa dikelompokkan menjadi sekitar empat kluster besar.
Ketiga, institusi perlu menetapkan target waktu dan mekanisme pengukuran agar reformasi berjalan nyata. Mahfud memberi contoh bahwa komisi ingin menghasilkan rekomendasi strategis dalam hitungan bulan untuk kemudian diterapkan.
Tantangan Besar dan Peluang untuk Perubahan
Menghadapi 27 isu berarti Polri harus bekerja keras di banyak front sekaligus. Mulai dari pemerasan internal, narkoba, penganiayaan, hingga penyalahgunaan wewenang — semua itu menciptakan tantangan struktural dan kultural yang kompleks. Mahfud mengingatkan bahwa jika institusi tidak berubah secara mendalam, maka kepercayaan publik akan terus tergerus.
Di sisi lain, Mahfud melihat momentum ini sebagai peluang emas. Karena para pejabat tinggi Polri sendiri sudah menyatakan kesediaan untuk berubah, maka reformasi bisa bergerak cepat jika semua elemen turut serta.
Arah Ke Depan dan Apa yang Dinanti Publik
Publik kini menanti apa langkah konkret selanjutnya. Mahfud menyatakan bahwa komisi akan segera mengundang berbagai pihak dan membuka ruang aspirasi. Ia menekankan bahwa audit dan evaluasi bukan hanya dari pihak luar, tetapi dari dalam institusi itu sendiri secara terbuka.
Selanjutnya, Mahfud menegaskan bahwa reformasi ini bukan untuk menghukum saja, melainkan untuk memperbaiki. Ia mengajak seluruh anggota Polri dan masyarakat untuk bekerja bersama dan membangun institusi yang profesional, humanis, serta benar‑benar melayani dan melindungi rakyat.



