Berita

Gedung DPRD Makassar Dibakar Massa dalam Aksi Unjuk Rasa

Malangtoday.id – Aksi unjuk rasa di Kota Makassar berubah menjadi kerusuhan besar pada [Hari, Tanggal]. Massa yang sebelumnya berorasi dengan tertib akhirnya melampiaskan amuknya dengan membakar Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar. Peristiwa ini mencoret catatan kelam dalam sejarah demokrasi di daerah tersebut.

Api membumbung tinggi dari kompleks gedung dewan, menghanguskan sebagian fasilitas dan ruangan. Asap pekat mengepul hingga memenuhi langit Makassar, sementara suara sirene mobil pemadam kebakaran dan kepanikan warga memecah konsentrasi kota yang sedang beraktivitas.

Kronologi Aksi Unjuk Rasa yang Berujung Ricuh

Awalnya, massa yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat dan mahasiswa berkumpul untuk menyuarakan penolakan terhadap [Sebutkan Isu atau Kebijakan yang Ditolak, contoh: Rancangan Peraturan Daerah tertentu, atau kebijakan kontroversial lainnya]. Mereka mendesak pemerintah dan DPRD setempat untuk mencabut atau mengkaji ulang kebijakan tersebut.

Aksi berjalan kondusif selama beberapa jam. Namun, ketegangan mulai memuncak ketika perwakilan massa merasa bahwa delegasi mereka tidak mendapat respon yang memuaskan dari pimpinan dewan. Amarah massa pun meledak.

Beberapa orang dari barisan depan kemudian memprovokasi dan memulai aksi pelemparan benda-benda ke arah gedung. Dalam sekejap, situasi menjadi tidak terkendali. Massa menerobos pagar pengaman dan merangsek mendekati gedung. Beberapa oknum kemudian membuka paksa pintu dan menjarah serta merusak properti di dalam gedung sebelum akhirnya membakar bagian-bagian tertentu.

Respons Aparat Keamanan dan Upaya Pengendalian

Kepolisian Resor Kota (Polrestabes) Makassar segera menerjunkan pasukan anti huru-hara (Dalmas) untuk membubarkan massa dan mengamankan lokasi. Aparat melakukan upaya pembubaran dengan tembakan gas air mata dan tembakan peringatan untuk meredam aksi anarki.

Bentrokan tidak terhindarkan antara massa dan aparat. Beberapa orang dari kedua pihak dilaporkan mengalami luka-luka dalam insiden tersebut. Tim pemadam kebakaran juga berjuang keras memadamkan kobaran api di gedung yang menjadi simbol demokrasi kota itu.

Kapolrestabes Makassar, [Nama Kapolrestabes], mengutuk keras aksi pembakaran dan perusakan tersebut. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan menyelidiki dan menindak tegas semua pihak yang terlibat dalam kerusuhan dan provokator intelektual di belakang layar.

Penyebab dan Dampak Kerusuhan

Akar kemarahan massa diduga kuat berasal dari rasa frustasi dan kekecewaan mendalam terhadap kinerja DPRD. Publik menilai dewan tidak aspiratif dan cenderung mengesahkan kebijakan yang merugikan masyarakat tanpa melalui dialog publik yang sehat.

Dampak kerusuhan ini sangat signifikan. Selain kerugian material yang mencapai miliaran rupiah akibat kerusakan dan pembakaran, aksi ini juga melukai rasa aman warga dan mengganggu stabilitas sosial politik di Makassar. Aktivitas pemerintahan di DPRD juga pasti akan terhambat untuk sementara waktu.

Tuntutan dan Langkah Ke Depan

Pasca insiden, berbagai pihak menyerukan untuk:

  1. Proses Hukum: Penegakan hukum yang adil bagi semua pelaku perusak dan provokator.

  2. Evaluasi Demokrasi: Pemerintah dan DPRD harus membuka ruang dialog yang lebih luas dan transparan dengan masyarakat.

  3. Rekonsiliasi: Perlu upaya rekonsiliasi untuk memulihkan kepercayaan antara warga dan wakil rakyatnya.

Insiden pembakaran Gedung DPRD Makassar ini harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Demokrasi tidak hanya tentang unjuk rasa, tetapi juga tentang bagaimana membangun komunikasi yang efektif antara pemerintah dan yang diperintah untuk mencegah ledakan amarah sosial di masa depan.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button