
Malangtoday.id – Festival Busan International Film Festival (BIFF) 2025 memanggungkan debut penyutradaraan Reza Rahadian lewat film Pangku. Karya ini meraih empat penghargaan sekaligus dalam ajang festival bergengsi tersebut.
Keempat penghargaan itu meliputi:
-
KB Vision Audience Award
-
FIPRESCI Award
-
Bishkek International Film Festival – Central Asia Cinema Award
-
Dan satu penghargaan lain yang memperkuat posisi film ini sebagai karya unggulan
Prestasi tersebut menegaskan bahwa Pangku bukan sekadar debut, melainkan proyek yang berhasil menyentuh hati juri dan penonton internasional.
Dari Aktor Talenta ke Sutradara Visioner
Reza Rahadian telah dikenal luas sebagai aktor papan atas Indonesia. Kini, ia menyongsong babak baru sebagai sutradara dan penulis naskah film panjang lewat Pangku. Ia menulis skenario bersama Felix K. Nesi dan menggandeng produser Arya Ibrahim serta Gita Fara untuk mendukung produksi.
Ia menyatakan bahwa sejak awal, ia tidak membidik penghargaan internasional. Ia hanya ingin mewujudkan film terbaik dari kemampuan timnya. Berkat kekuatan cerita, karakter, dan produksi, Pangku melaju jauh ke panggung dunia.
Kisah Emosional di Balik Kopi Pangku
Pangku mengangkat realitas sosial di Pantura yang sering terlupakan: fenomena kopi pangku. Dalam dunia itu, seorang perempuan di warung kopi menawarkan pelayanan “dipangku” sebagai bentuk intim tanpa cinta, sebagai cara bertahan hidup di tengah keterbatasan.
Cerita berpusat pada Sartika (Claresta Taufan), perempuan hamil yang merantau demi masa depan lebih baik bagi anaknya. Di kota baru, ia bertemu Maya (Christine Hakim), pemilik kedai kopi yang merawatnya dan mengizinkan Sartika bekerja sebagai pelayan kopi pangku. Kemudian, Sartika berjumpa Hadi (Fedi Nuril), seorang sopir truk distributor ikan. Konflik batin dan pertarungan harga diri hadir ketika ia mencoba memilih jalan hidup yang layak.
Kisah tersebut mengajak penonton memahami bahwa perempuan sering menghadapi pilihan yang tak adil, dan perjuangan mereka mencerminkan nilai kemanusiaan yang universal.
Jejak Internasional Pangku Sebelum BIFF
Sebelum tampil di BIFF, Pangku sudah menunjukkan prestasinya di kancah global:
-
Film ini memenangkan White Light Post-Production Award di JAFF Future Project 2024.
-
Pangku lolos ke Hong Kong Asia Film Financing Forum (HAF) dan menjadi salah satu proyek unggulan HAF Goes to Cannes, sehingga mendapat peluang dipresentasikan di pasar Cannes Film Festival 2025.
-
Film ini juga masuk dalam program Far East in Progress dan Focus Asia 2025 di Far East Film Festival.
Jejak ini memberi landasan kuat sebelum Pangku menjejak ke panggung kompetisi utama BIFF 2025.
Reaksi dan Momen di BIFF 2025
Para pemeran dan tim Pangku hadir di Busan, Korea Selatan, untuk menyaksikan pemutaran dan pengumuman pemenang. Deretan aktor seperti Reza Rahadian, Claresta Taufan, Fedi Nuril, dan Devano Danendra tampil elegan di red carpet.
Di tengah jadwal festival, mereka juga sempat bertemu Lisa (BLACKPINK), menciptakan momen tak terduga yang jadi viral di media sosial.
Saat pengumuman penghargaan, Pangku memukau publik dan menjawab tantangan kompetisi film internasional. Dengan empat kemenangan, film ini membuktikan bahwa karya lokal bisa bersaing di panggung global.
Dampak untuk Industri Perfilman Indonesia
Kemenangan Pangku membuka peluang baru bagi sineas Indonesia. Berikut beberapa dampaknya:
-
Memperkuat kepercayaan bahwa film Indonesia punya kualitas dan daya saing internasional.
-
Menstimulasi proyek eksperimental—aktor terkenal kini makin terdorong mencoba peran di balik kamera.
-
Menyorot isu sosial lokal lewat medium film, sehingga cerita rakyat dan fenomena lokal mendapat ruang apresiasi dunia.
-
Menjalin koneksi global lewat festival dan pasar film internasional, membuka jalur distribusi dan kolaborasi.
Reza Rahadian dan tim membuktikan bahwa kerja keras, kejujuran dalam berkarya, dan visi kuat dapat membawa nama Indonesia ke panggung dunia.
Penutup: Awal Perjalanan Pangku
Pencapaian di BIFF 2025 hanyalah titik awal perjalanan panjang Pangku. Film ini akan tayang secara nasional di Indonesia mulai 6 November 2025.
Para penonton akan memperoleh kesempatan melihat perjuangan Sartika di layar lebar, merasakan konflik batin dan kekuatan perempuan yang dihadirkan dengan kejujuran. Pangku tak hanya menjadi film festival — ia menjadi jembatan antara cerita lokal dan dunia internasional.