
Malangtoday.id – Jakarta menghadapi krisis BBM Shell. Stok bensin jenis Shell Super nyaris habis dan hanya tiga SPBU yang masih melayani penjualan. Kondisi ini tak hanya mengganggu mobilitas masyarakat, tapi juga menimbulkan kepanikan di kalangan pengguna Shell.
Hanya 3 SPBU yang Masih Beroperasi
Hingga tanggal 25 September 2025, Shell mengumumkan bahwa SPBU yang masih menyediakan stok BBM Super di Jakarta hanya ada tiga: Shell PETA Selatan-1, Shell Semper-1, dan Shell Yos Sudarso-1.
Versi BBM premium seperti Shell V-Power dan V-Power Nitro+ kini benar-benar menghilang dari pasaran Jakarta karena stoknya kosong total.
Kelangkaan ini juga meluas ke daerah sekitar Jakarta. Misalnya:
-
Tangerang: tinggal dua SPBU yang beroperasi
-
Bogor: hanya dua SPBU yang masih menyediakan
-
Bekasi: hanya Shell Mangunjaya-1 yang masih memiliki stok
-
Depok: stok sudah habis sepenuhnya sejak beberapa hari lalu
Beberapa SPBU bahkan meletakkan spanduk “stok kosong” dan mengalihkan layanan ke jenis lain. SPBU di Radio Dalam dan Arteri Pondok Indah contohnya, hanya melayani BBM jenis diesel dan menghentikan pengisian bensin sama sekali.
Penyebab dan Penyebab Utama Kelangkaan
Shell mengaku pasokan BBM menyusut drastis dan tak cukup untuk memenuhi permintaan.
Sebagai solusi jangka pendek, Shell akhirnya menyetujui pembelian base fuel murni dari Pertamina. Mereka akan mencampur aditif di SPBU mereka sendiri agar sesuai standar.
Pertamina Patra Niaga menyatakan bahwa kargo base fuel sudah tiba di Jakarta dan siap didistribusikan.
Dalam proses distribusi ini, Shell menyepakati penggunaan mekanisme harga terbuka (open book) dan melibatkan surveyor independen agar kualitas dan transparansi tetap terjaga
Beberapa SPBU menolak menyatakan kapan stok kembali, karena suplai berikutnya masih tergantung pada pengiriman dari pusat dan koordinasi dengan produsen.
Dampak Langsung dan Implikasi Publik
Konsumen kini harus lebih jauh mencari SPBU Shell yang masih melayani bensin. Mereka menghadapi antrean panjang, kegagalan menemukan bahan bakar, dan risiko berubah sementara ke merek lain.
SPBU-SPBU yang kehabisan stok bahkan mengalih fungsi sebagian area sebagai toko kecil atau warung sementara untuk mempertahankan arus pengunjung.
Bagi Shell, reputasi sebagai penyedia BBM premium terancam. Kepercayaan konsumen bisa goyah jika pasokan tak pulih cepat.
Kebijakan impor base fuel oleh Shell dan kerjasama dengan Pertamina bakal menentukan sejauh mana kelangkaan ini mereda. Jika manajemen logistik terhambat atau distribusi tidak efisien, krisis bisa berkepanjangan.
Langkah Antisipasi dan Harapan Pemulihan
-
Optimalkan distribusi
Shell dan Pertamina harus menjamin alur distribusi dari pelabuhan ke SPBU berjalan mulus agar stok segera merata. -
Transparansi jadwal pengiriman
Pengumuman ke publik tentang kapan SPBU akan kembali aktif bisa meredam kepanikan dan antrean berlebihan. -
Monitoring kualitas BBM impor
Dengan aditif yang dicampur di SPBU lokal, kualitas harus tetap dipantau agar setara dengan standar Shell. -
Diversifikasi stok di wilayah rawan
SPBU di pinggiran kota atau daerah luar harus mendapat prioritas alokasi agar tidak tertinggal. -
Sosialisasi alternatif bahan bakar
Sebagai cadangan, konsumen bisa diarahkan ke merek lain sementara Shell belum pulih penuh.
Kesimpulan
Krisis BBM Shell di Jakarta sudah mencapai titik kritis. Hanya tiga SPBU kini yang masih menjual BBM Super. Produksi dan distribusi terbatas memaksa Shell mengambil langkah membeli base fuel dari Pertamina. Apakah langkah itu cukup cepat untuk meredam kelangkaan tersebut? Publik akan melihat dalam beberapa hari ke depan apakah SPBU-SPBU itu bisa kembali normal sebelum kepercayaan konsumen menipis.