Jakarta, 31 Agustus 2025 – Partai NasDem resmi menonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari keanggotaan DPR RI. Keputusan berlaku efektif pada 1 September 2025.
Surat keputusan ini ditandatangani oleh Ketua Umum Surya Paloh dan Sekretaris Jenderal Hermawi Taslim. NasDem menyebut langkah ini penting untuk menjaga kepercayaan publik.
Latar Belakang Penonaktifan
Kontroversi berawal dari komentar Nafa Urbach soal tunjangan DPR. Ia menyinggung soal tunjangan rumah senilai Rp50 juta. Pernyataan itu dianggap publik tidak peka pada kondisi rakyat.
Ahmad Sahroni sebelumnya juga kena sorotan. Ia dicopot dari posisi Wakil Ketua Komisi III DPR. Setelah itu, ia dipindahkan ke Komisi I sebagai anggota biasa. Namun kritik masyarakat tetap deras. Karena itu, NasDem akhirnya memutuskan menonaktifkan keduanya.
Sikap Tegas NasDem
Dalam surat keputusan, NasDem menilai pernyataan Sahroni dan Nafa melukai hati rakyat. Partai menyatakan sikap itu tidak sejalan dengan semangat perjuangan yang selalu mengutamakan aspirasi masyarakat.
Dengan keputusan ini, partai ingin memberi pesan bahwa kader harus berhati-hati. NasDem menegaskan, partai tidak segan memberi sanksi meski terhadap kader populer.
Respons dari Internal Partai
Charles Meikyansah, Ketua DPP NasDem, membenarkan isi surat tersebut. Ia menegaskan keputusan berlaku penuh dan tidak bisa diganggu gugat.
Banyak pihak menilai sikap tegas ini jarang terlihat di partai lain. Publik menganggap NasDem berani mengambil risiko demi menjaga integritas.
Dukungan dari MKD DPR RI
Langkah NasDem mendapat apresiasi dari Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Wakil Ketua MKD, Nazaruddin Dek Gam, menyebut keputusan ini tepat.
Ia menekankan, penonaktifan membuat kedua politisi kehilangan hak atas fasilitas dan tunjangan DPR. Menurutnya, partai politik memang harus tegas jika kader bermasalah.
Dampak bagi NasDem dan DPR
-
Meningkatkan Kredibilitas
NasDem memperkuat citra positif di mata masyarakat. -
Preseden Politik
Tindakan ini bisa jadi contoh bagi partai lain. -
Menekan Protes Publik
Kritik masyarakat bisa mereda karena partai menunjukkan tanggung jawab. -
Mengurangi Polemik
Sorotan terhadap Sahroni dan Nafa perlahan mereda setelah penonaktifan.
Kritik dan Reaksi Publik
Sebagian masyarakat mengapresiasi, namun ada juga yang menganggap langkah ini terlambat. Menurut pengamat, partai seharusnya segera bertindak sejak kontroversi muncul.
Di media sosial, nama Nafa dan Sahroni langsung trending. Banyak warganet menilai keputusan ini sebagai teguran keras bagi anggota DPR lain.
Analisis Politik
Keputusan ini mencerminkan dua hal. Pertama, NasDem berusaha menjaga elektabilitas menjelang tahun politik. Kedua, partai ingin menunjukkan disiplin internal yang kuat.
Bagi DPR, langkah ini memberi pesan bahwa lembaga legislatif tidak kebal kritik. Jika partai-partai lain berani mengambil sikap serupa, citra DPR bisa sedikit demi sedikit membaik.
Harapan ke Depan
Publik berharap partai tidak berhenti di kasus ini. Mereka ingin semua anggota DPR lebih sensitif terhadap kondisi rakyat. Setiap anggota dewan harus fokus bekerja, bukan membuat pernyataan yang memicu kontroversi.
NasDem juga diharapkan melahirkan kader baru yang lebih peka terhadap isu sosial. Dengan begitu, kepercayaan publik bisa tumbuh kembali.
Kesimpulan
Keputusan NasDem menonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari DPR RI adalah langkah berani. Mulai 1 September 2025, keduanya resmi kehilangan hak sebagai anggota dewan.
Meski menuai pro dan kontra, keputusan ini menunjukkan partai menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya. Publik kini menunggu konsistensi. Apakah sikap tegas ini akan berlanjut di masa depan, atau hanya berlaku pada kasus tertentu?