Korea Selatan Jadi Negara dengan Kasus Kanker Usus Tertinggi di Dunia: Apa Pemicunya?

Malangtoday.id – Korea Selatan kini mencatat angka kanker kolorektal tertinggi di dunia. Fenomena ini mengejutkan banyak pihak. Selain itu, fenomena ini memicu diskusi luas. Para ilmuwan dan masyarakat mulai menyoroti pola makan serta gaya hidup yang berkontribusi pada lonjakan kasus ini. Oleh karena itu, artikel ini membahas penyebab utama peningkatan kanker usus di Korea Selatan sekaligus langkah pencegahannya.
Latar Belakang Kanker Kolorektal
Apa Itu Kanker Kolorektal?
Kanker kolorektal berkembang di usus besar atau rektum. Penyakit ini biasanya muncul dari polip kecil di dinding usus. Jika seseorang tidak segera menanganinya, polip akan berkembang menjadi kanker. Dalam beberapa tahun terakhir, angka kasus di Korea Selatan meningkat pesat. Dengan demikian, penyakit ini menjadi salah satu kanker paling umum di negara tersebut.
Data Angka Kasus
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka kanker kolorektal di Asia Timur melonjak dua hingga empat kali lipat dalam 30 tahun terakhir. Korea Selatan, yang dulu dikenal dengan pola makan sehat, kini menghadapi tantangan baru. Perubahan kebiasaan makan masyarakat menjadi faktor penting di balik tren ini. Selain itu, faktor lingkungan dan gaya hidup juga mempengaruhi risiko.
Penyebab Peningkatan Kasus Kanker Usus
Pola Makan Bergaya Barat
Perubahan pola makan menuju gaya Barat menjadi faktor utama peningkatan kasus. Konsumsi makanan tinggi lemak, kalori, dan daging secara signifikan meningkatkan risiko kanker kolorektal. Tim peneliti dari Seoul National University College of Medicine menemukan bahwa konsumsi daging merah dan daging olahan berperan besar dalam kenaikan kasus ini.
Konsumsi Daging Olahan
Daging olahan, seperti sosis dan ham, meningkatkan risiko kanker kolorektal hingga 18%. Sementara itu, daging putih, misalnya ayam, menunjukkan risiko lebih rendah. Namun, penelitian menunjukkan konsumsi ayam tetap terkait dengan peningkatan risiko kanker rektum hingga 40%.
Faktor Konsumsi Alkohol
Alkohol juga memegang peran besar. Penelitian menemukan bahwa orang yang mengonsumsi lebih dari 30 gram alkohol per hari menghadapi risiko 64% lebih tinggi. Risiko ini berlaku pada semua jenis alkohol, baik bir maupun anggur. Oleh karena itu, membatasi konsumsi alkohol menjadi langkah penting.
Asupan Kalsium dan Pola Makan Sehat
Asupan kalsium yang cukup dapat menurunkan risiko kanker kolorektal hingga 7%. Misalnya, produk susu dan ikan kecil yang dimakan utuh, seperti ikan teri, menjadi sumber utama kalsium. Selain itu, pola makan kaya sayuran, buah, biji-bijian, dan protein tanpa lemak terbukti membantu mencegah kanker.
Implikasi Kesehatan dan Saran untuk Pencegahan
Perubahan Gaya Hidup
Ahli kesehatan menyarankan masyarakat Korea Selatan meninjau ulang pola makan mereka. Mengurangi konsumsi daging merah serta olahan, dan membatasi alkohol, akan menurunkan risiko kanker.
Meningkatkan Asupan Nutrisi
Pola makan dengan banyak sayuran, buah, dan biji-bijian sangat dianjurkan. Kandungan serat dan antioksidan pada makanan tersebut secara signifikan menurunkan risiko kanker.
Rutin Berolahraga
Selain pola makan, aktivitas fisik teratur juga penting. Olahraga membantu menjaga berat badan ideal dan menurunkan risiko berbagai kanker, termasuk kanker kolorektal.
Korea Selatan kini menghadapi masalah serius akibat meningkatnya kasus kanker kolorektal. Perubahan pola makan bergaya Barat menjadi penyebab utama. Namun, dengan langkah pencegahan yang tepat, angka kejadian kanker dapat ditekan. Selain itu, edukasi dan kesadaran masyarakat memegang peran penting. Pada akhirnya, setiap individu perlu membuat pilihan hidup lebih sehat agar risiko kanker berkurang. Dengan demikian, perubahan kecil dalam gaya hidup dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan masyarakat.