
Praz Teguh: Bantuan Nyata Tanpa Alat Perang
malangtoday.id – Praz Teguh menggalang donasi untuk korban banjir bandang dan longsor di Sumatera. Ia melibatkan masyarakat luas lewat kampanye donasi — hasilnya melampaui angka satu miliar rupiah dengan cepat.
Setelah donasi terkumpul, Praz tak hanya diam. Ia turun langsung ke lokasi terdampak di Sumatera Barat. Ia menyalurkan bantuan secara nyata, mendistribusikan kebutuhan mendesak seperti makanan dan air minum serta mendata warga terdampak.
Dia juga menunjukkan sisi humanis ketika memperlihatkan makam ibunya yang ikut terdampak banjir. Pemandangan itu mendorongnya untuk bergerak lebih cepat dan sungguh-sungguh membantu warga sekitar.
Meski banyak wilayah terdampak kini sulit dijangkau, Praz tetap berupaya keras menyalurkan donasi. Ia bahkan berharap bantuan transportasi udara agar distribusi bisa menjangkau daerah terpencil.
Tindakan Praz ini mendapat pujian luas. Banyak publik melihat aksi itu sebagai bukti nyata bahwa kepedulian sosial bisa diwujudkan tanpa gemerlap popularitas.
Verrell Bramasta: Kontroversi Gaya di Tengah Bencana
Verrell Bramasta turun langsung ke lokasi banjir di Sumatera Barat pada 30 November 2025. Ia datang membawa bantuan dan mendengarkan langsung cerita para korban.
Namun, gaya berpakaian Verrell menarik perhatian — ia mengenakan rompi loreng atau vest taktis. Vest itu langsung menuai sorotan keras dari netizen. Banyak yang menyebut penampilannya seperti “vest antipeluru” dan menganggapnya tak peka dengan suasana bencana.
Verrell kemudian memberi klarifikasi. Ia bilang vest itu bukan rompi antipeluru, melainkan rompi taktis biasa yang dikasih rekannya. Ia menegaskan niatnya ingin membantu, bukan tampil gaya.
Meski sempat mendapat komentar negatif, Verrell tetap melanjutkan aksi: menyalurkan bantuan termasuk motor untuk korban, membantu bersihkan lumpur, dan mendampingi warga yang kehilangan harta benda.
Tetapi publik tampak terbagi. Ada yang menghargai niat bantuannya, ada juga yang merasa gaya seperti itu kurang sensitif — apalagi di tengah situasi humanis dan penderitaan.
Inul Daratista: Kritik Terbuka soal Pencitraan
Pedangdut Inul Daratista buka suara keras. Ia menuding banyak artis yang turun ke lokasi bencana lebih peduli memotret diri bersama korban daripada membantu secara tulus.
Inul merasa prihatin melihat momentum penderitaan warga dijadikan ajang publisitas. Bagi dia, bencana bukan ajang pamer — melainkan saat yang butuh empati dan kerja nyata.
Sindiran ini memantik perdebatan: mana yang lebih penting — dokumentasi atau aksi tulus? Menurut Inul, niat tulus harus muncul tanpa embel-embel fotografi glamor demi likes.




