BeritaPolitik

Menteri Pigai Usulkan Halaman DPR RI Jadi Tempat Demo & Pusat Demokrasi

Malangtoday.id – Menteri Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai, mengajukan usulan yang cukup mengejutkan. Ia menyarankan agar halaman DPR RI dijadikan sebagai pusat demokrasi atau ruang resmi untuk demonstrasi. Menurutnya, gagasan ini penting karena sering kali unjuk rasa di depan gedung DPR menyebabkan kemacetan parah dan mengganggu aktivitas warga. Dengan adanya tempat khusus, aspirasi masyarakat tetap tersampaikan tanpa mengorbankan kelancaran lalu lintas dan ketertiban umum.

Rencana Pembuatan Lapangan Khusus Unjuk Rasa

Pigai menegaskan bahwa gedung pemerintahan dengan halaman luas, khususnya DPR RI, sebaiknya memiliki lapangan khusus. Lapangan itu mampu menampung 1.000 hingga 2.000 orang sehingga massa pendemo tidak lagi memenuhi jalan raya. Tempat ini akan dirancang sebagai wadah resmi bagi warga untuk menyampaikan aspirasi, pendapat, dan kritik terhadap kebijakan negara. Konsepnya menyeimbangkan antara kebebasan demokrasi dengan kebutuhan menjaga keteraturan sosial.

Peran Pimpinan Lembaga dalam Menyerap Aspirasi

Selain soal tempat, Pigai juga menekankan pentingnya pimpinan lembaga pemerintahan untuk menemui massa. Baik di eksekutif, legislatif, yudikatif, maupun sektor swasta, pimpinan wajib mendengar langsung suara rakyat. Regulasi tingkat menteri akan dirancang agar kewajiban ini berlaku formal. Dengan begitu, demonstrasi bukan hanya menjadi ritual turun ke jalan, tetapi juga sarana nyata bagi rakyat menyampaikan gagasan dan solusi.

Manfaat Pusat Demokrasi di Halaman DPR RI

Usulan ini membawa beberapa manfaat yang dinilai strategis. Pertama, mengurangi kemacetan dan gangguan di jalan raya. Kedua, meningkatkan keamanan karena massa terkonsentrasi dalam satu area khusus. Ketiga, memperkuat komunikasi politik dengan membuka ruang tatap muka langsung antara masyarakat dan lembaga negara. Keempat, menjamin hak konstitusional warga agar tetap terlindungi sesuai prinsip demokrasi. Dengan cara ini, ruang publik bisa berjalan harmonis antara kebutuhan rakyat dan ketertiban umum.

Tantangan dan Regulasi yang Dibutuhkan

Meski banyak keuntungan, gagasan ini tetap membutuhkan regulasi kuat. Pigai menegaskan bahwa aturan formal harus mengikat semua pihak agar pusat demokrasi berfungsi sesuai tujuan. Pemerintah daerah juga diimbau menerapkan konsep serupa pada kantor DPRD provinsi, kabupaten, atau kota yang memiliki lahan luas. Namun, ia mengingatkan bahwa kebebasan berekspresi tidak berarti bebas dari aturan. Bila demonstrasi disertai tindakan anarkis, aparat harus menegakkan hukum untuk menjaga ketertiban. Dengan regulasi tepat, pusat demokrasi bisa menjadi terobosan penting dalam perjalanan politik Indonesia.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button