
malangtoday.id – Ignasius Jonan tiba di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta untuk menjalani pertemuan dengan Prabowo Subianto. Pemanggilan Jonan muncul ketika publik ramai membicarakan beban utang proyek kereta cepat Whoosh (Jakarta‑Bandung).
Jonan mengaku bahwa lawatannya ke Istana bukan untuk membahas utang Whoosh atau masalah kereta cepat. Ia menyebut bahwa topik pertemuan adalah program pemerintah yang bersifat kerakyatan dan pengembangan BUMN.
Durasi pertemuan tercatat sekitar dua jam. Jonan mengatakan, “Kita sharing sebagai warga negara dan bapa presiden menerima beberapa masukan”. Ia menambahkan bahwa ia sudah ‘pensiun’ dari sektor transportasi dan tidak bersedia berkomentar panjang terkait utang Whoosh.
Kenapa Momentum Ini Menjadi Sorotan
Publik memusatkan perhatian pada pemanggilan ini karena waktu dan konteksnya. Proyek Whoosh menghadapi beban utang yang besar dan menjadi isu hangat dalam debat publik sejak beberapa waktu lalu.
Jumlah total investasi proyek Whoosh disebut mencapai USD 7,27 miliar (setara sekitar Rp 120 triliun), termasuk pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar USD 1,2 miliar. Muncul spekulasi bahwa pertemuan antara Jonan dan Prabowo terkait upaya pemerintah merumuskan solusi atas utang ini.
Namun Jonan menyangkal pembahasan soal utang ataupun Whoosh. Ia menegaskan bahwa presiden tidak meminta pandangannya mengenai Whoosh, dan ia tidak memberikan masukan soal itu.
Isi Pertemuan: Program Kerakyatan dan BUMN
Jonan menyebut bahwa dirinya dan tim membawa isu‑isu yang lebih bersifat umum: pengembangan BUMN, peningkatan partisipasi masyarakat dalam ekonomi, dan diplomasi luar negeri yang dijalankan pemerintah. Ia memberi apresiasi kepada Presiden Prabowo atas peran aktif dalam diplomasi dan mendorong BUMN mengabdi kepada bangsa.
Respons Terhadap Polemik Utang Whoosh
Meski Jonan membantah pembahasan Whoosh, isu utang proyek tetap menjadi beban serius bagi pemerintah. Pemerintah kini dituntut menyusun strategi pengelolaan utang dan pembiayaan ulang demi memastikan operasional kereta cepat tetap berjalan.
Jonan mengatakan bahwa secara operasional kereta cepat Whoosh sudah berjalan “cukup bagus”. Namun ia memilih tidak mengomentari bagaimana manajemen utang dan aspek pembiayaan proyek itu berjalan. Ia menyerahkan sepenuhnya ke kebijakan presiden dan pihak terkait.
Mengapa Jonan Dipanggil? Spekulasi dan Penjelasan
Ada beberapa spekulasi kenapa Jonan dipanggil: sebagai mantan Menhub dan mantan Dirut PT Kereta Api Indonesia (KAI), ia dianggap punya pengalaman transportasi nasional yang dapat memberi masukan. Namun ia menegaskan bahwa tidak ada tawaran jabatan baru dan tidak merasa dipanggil untuk urusan Whoosh.
Jonan menyebut bahwa sebagai warga negara ia siap jika ditugasi, tetapi sampai saat ini ia belum menerima tawaran atau penugasan resmi. Ia mengajak publik untuk menanyakan langsung ke presiden mengenai siapa yang membahas apa.
Implikasi untuk Pemerintah dan Publik
Pemanggilan Jonan ke Istana di tengah polemik utang Whoosh menegaskan dua hal: pertama, publik dan media tetap memantau setiap langkah pemerintah dalam menangani beban utang infrastruktur besar; kedua, pemerintah tampak membuka ruang dialog dengan mantan pejabat dan bagian masyarakat tentang program kerakyatan dan kebijakan BUMN.
Di sisi lain, kemunculan Jonan dalam peran non‑resmi menimbulkan pertanyaan tentang transparansi dan kejelasan fungsi dalam penanganan proyek besar seperti Whoosh. Jika mantan pejabat transportasi hadir tanpa kerangka tugas resmi, maka publik bisa menuntut kejelasan lebih lanjut.
Kesimpulan
Pertemuan antara Ignasius Jonan dan Presiden Prabowo di Istana tidak menyentuh polemik utang proyek kereta cepat Whoosh secara langsung. Jonan menegaskan bahwa pembicaraan hanya soal masukan kerakyatan dan pengembangan BUMN. Langkah selanjutnya akan menjadi sorotan publik: bagaimana pemerintah menangani utang Whoosh dan menjaga operasional proyek tetap berjalan tanpa beban sosial yang besar.




