
Malangtoday.id – Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan bertemu dengan Budi Arie Setiadi setelah Prabowo Subianto mencopotnya dari jabatan Menteri Koperasi dalam reshuffle kabinet beberapa waktu lalu. Pertemuan pasca-copot Budi Arie ini muncul sebagai sinyal kuat bahwa loyalis Jokowi masih punya ruang gerak dalam politik nasional dan membuka peluang rekonsiliasi setelah dinamika keras di pemerintahan.
Latar Belakang: Penghentian Jabatan dan Reaksi Publik
Prabowo Subianto melaksanakan reshuffle Kabinet Merah Putih pada 8 September 2025. Salah satu menteri yang dicopot adalah Budi Arie Setiadi dari posisi Menteri Koperasi. Jabatan itu kini diisi oleh Ferry Juliantono yang sebelumnya menjabat Wakil Menteri Koperasi.
Budi Arie menyatakan bahwa pencopotan itu sudah diprediksi dan dia menganggap reshuffle sebagai hak prerogatif Presiden. Ia menyampaikan rasa terima kasih atas kesempatan dan tanggung jawab yang telah dijalankannya, serta berjanji tetap mendukung pemerintahan Prabowo.
Publik dan relawan Jokowi bereaksi keras terhadap keputusan ini. Relawan “We Love Jokowi” menyebut tindakan Prabowo sebagai arogan, mempertanyakan alasan penghilangan figur loyalis Jokowi di kabinet. Kritik muncul bukan hanya soal kepercayaan politik, tetapi juga tentang keberlanjutan program-koperasi yang sempat digagas oleh Budi Arie.
Harapan dan Motivasi di Balik Pertemuan
Ketua umum Projo ini sebelumnya sudah menyatakan keinginannya bertemu Jokowi setelah reshuffle jilid pertama, sebagai bentuk silaturahim dan evaluasi atas perjalanan politik sebagai loyalis.
Pertemuan antara Jokowi dan Budi Arie bisa membawa beberapa dampak:
-
Rekonsiliasi Loyalis Jokowi. Loyalis yang merasa kehilangan posisi bisa mendapat kepastian arah politik selanjutnya.
-
Penegasan Peran Projo. Sebagai organisasi relawan Jokowi, Projo bisa memperkuat peran strategisnya dalam siklus politik mendatang.
-
Pengaruh di Ruang Kebijakan. Meskipun tak lagi menjabat menteri, Budi Arie tetap punya pengaruh moral dan jaringan politik yang besar.
-
Stabilisasi Politik dalam Kabinet. Bila pertemuan ini berhasil, pemerintah bisa memperkecil gesekan antar pendukung dan meningkatkan kesolidan di antara elite.
Potensi Tantangan
Namun, pertemuan ini menghadapi beberapa tantangan:
-
Isu kepercayaan publik. Beberapa pihak mempertanyakan apakah pencopotan tersebut murni evaluasi kinerja atau ada motif politik untuk menjauh dari figur yang terlalu dikenal sebagai loyalis Jokowi. Jawa Pos+1
-
Pemberdayaan yang jelas. Menghadapi situasi tanpa jabatan formal, Budi Arie perlu posisi strategis agar bisa terus berkontribusi, tanpa hanya menjadi simbol.
-
Resistensi dari kubu yang melihat perubahan sebagai ancaman. Ada kekhawatiran munculnya gesekan internal jika loyalis Jokowi merasa diabaikan.
Kesimpulan
Jokowi siap bertemu Budi Arie usai pencopotan oleh Prabowo menandai momentum penting dalam dinamika politik Indonesia 2025. Pertemuan ini bisa memicu rekonsiliasi dan penataan ulang kekuatan loyalis di dalam kabinet dan dalam lingkaran elite pemerintahan. Budi Arie tetap bisa memegang peran walau di luar kabinet bila dukungan politik dan moralnya terjaga.