
malangtoday.id – Pada Jumat siang, ribuan warga dari berbagai kecamatan di Kabupaten Pati berkumpul di Alun‑alun dan sekitarnya guna mengawal sidang paripurna DPRD Pati yang membahas laporan hak angket terhadap Bupati Pati, Sudewo. Massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB) menuntut agar Sudewo segera lengser dari jabatannya. Hasil sidang paripurna hanya satu fraksi yang menyetujui pemakzulan, sementara enam fraksi menolak. Keputusan ini memicu kekecewaan massa secara masif. Warga menyiapkan spanduk, poster, dan pengeras suara untuk mengekspresikan tuntutannya. Koordinator aksi menginstruksikan semua peserta tetap berada di area sidang sampai ada kejelasan langkah DPRD selanjutnya.
Massa Blokir Jalur Pantura
Setelah pengumuman keputusan, koordinator aksi memimpin massa menuju Jalur Pantura yang menghubungkan Pati dengan Rembang. Massa langsung memblokir jalan dan membentangkan spanduk besar bertuliskan tuntutan pemakzulan Bupati Sudewo. Lalu lintas lumpuh total, menyebabkan kemacetan panjang di kedua arah. Warga yang tidak ikut aksi terpaksa mencari jalur alternatif. Beberapa kendaraan terjebak berjam-jam karena massa menolak membuka jalan sebelum DPRD menanggapi tuntutan mereka. Situasi ini membuat aparat kewalahan mengatur arus lalu lintas.
Polisi Amankan Empat Koordinator Aksi
Aparat kepolisian dari Polda Jawa Tengah bersama pihak berwenang setempat segera turun tangan. Mereka menahan empat orang yang berperan sebagai koordinator massa. Dua ditangkap saat memimpin blokade di Desa Widorokandang, sedangkan dua lainnya diamankan karena membawa petasan dan ketapel sebelum memasuki area aksi. Petugas menyita berbagai benda yang bisa membahayakan keselamatan peserta maupun warga sekitar. Kapolres Pati, Kombes Pol. Jaka Wahyudi, menyatakan langkah ini bertujuan menjaga ketertiban dan mengembalikan arus lalu lintas agar normal kembali.
Latar Belakang Aksi Pemakzulan
Aksi besar menuntut pemakzulan Bupati Sudewo berlangsung sejak Agustus lalu. Warga menilai DPRD tidak menindaklanjuti banyak fakta yang diungkap Pansus dengan rekomendasi pemakzulan. Massa membakar sebuah mobil dinas aparat dan melukai puluhan orang dalam kerusuhan sebelumnya. Polisi menetapkan empat orang dari aksi itu sebagai tersangka dan menahan mereka. Kejadian itu mendorong AMPB mengorganisir gelombang aksi lanjutan yang lebih terstruktur. Masyarakat menegaskan mereka akan terus menuntut sampai DPRD mengeluarkan keputusan yang adil dan transparan.
Upaya Pemerintah dan Aparat Menjaga Kondusivitas
Pemerintah daerah dan aparat memperketat pengamanan di titik strategis. Mereka memantau Jalur Pantura dan area sekitarnya untuk menghindari pemblokiran ulang. Warga diminta menyampaikan aspirasi melalui jalur resmi agar tidak mengganggu ketertiban dan aktivitas sehari-hari. Aparat menekankan bahwa semua pihak harus tetap tenang dan mengedepankan dialog. Keempat koordinator yang ditangkap masih diperiksa, dan barang bukti seperti ketapel, petasan, serta blokade jalan disita untuk proses hukum lebih lanjut. Aparat juga menelusuri kemungkinan adanya pihak lain yang mendalangi aksi pemblokiran.
Massa Tetap Bersuara, Pemerintah Tetap Waspada
Momen aksi menuntut pemakzulan Bupati Sudewo memasuki babak baru. Di sisi lain, aparat dan pemerintah daerah berharap semua pihak tetap menjaga ketertiban. Mereka ingin agar agenda pembangunan dan pelayanan publik di Kabupaten Pati tidak terganggu. Koordinator aksi AMPB menegaskan mereka akan terus mengawal proses politik dan memantau setiap langkah DPRD. Situasi tetap ketat, namun koordinasi antara warga dan aparat berjalan tanpa insiden besar.




