
malangtoday.id – Chen Zhi lahir dari latar belakang sederhana di provinsi Fujian, Tiongkok. Ia membangun jaringan bisnis besar yang berkedudukan di Kamboja melalui konglomerat Prince Holding Group (Prince Group) yang didirikannya. Pangsa utamanya: properti, perbankan, dan hiburan. Namun kini seluruh kerangka itu berguncang karena tuduhan criminal transnasional.
Dalam satu dekade, Chen Zhi naik sebagai figur kaya dan berpengaruh di Phnom Penh sekaligus jaringan internasional. Namun perubahan arah itu muncul ketika aparat penegak hukum AS dan Inggris menyoroti skema keuangannya serta dugaan keterlibatan dalam perjudian ilegal dan penipuan kripto besar-besaran.
Skema Penipuan Kripto, Kasino, dan Perjudian Ilegal
Ia menggunakan platform daring untuk menggaet korban dengan janji investasi tinggi dalam kripto, lalu menyulap aplikasi dan media sosial untuk meyakinkan korban.
Chen dan jaringannya mendirikan kasino serta fasilitas hiburan di Kamboja untuk menjalankan perjudian ilegal dan mengalirkan uang kotor. Mereka memakai kasino itu untuk mencuci hasil penipuan sekaligus memperkuat pengaruh politik dan keuangan mereka. Chen juga mengoperasikan jaringan yang mempekerjakan pekerja paksa dan mengelola pusat penipuan berskala industri di Kamboja.
Dakwaan Internasional dan Aset yang Dibekukan
Pemerintah AS menuntut penyitaan sekitar 127.271 Bitcoin yang saat itu bernilai sekitar 15 miliar USD. Bersamaan dengan itu, pemerintah AS melalui Office of Foreign Assets Control (OFAC) bersama pihak Inggris
Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris menjatuhkan sanksi langsung terhadap jaringan bisnis yang Chen Zhi kendalikan. Mereka menetapkan jaringan tersebut sebagai organisasi kriminal transnasional. Otoritas Inggris juga membekukan berbagai aset, termasuk properti di London, karena menilai jaringan Chen membeli apartemen dan gedung melalui perusahaan cangkang.
Dampak Terhadap Kamboja, Korban dan Ekonomi
Operasi Chen Zhi membawa konsekuensi langsung bagi Kamboja sebagai lokasi basis bisnis ilegal tersebut. Skema ini bukan hanya merugikan korban investasi, tapi juga melibatkan eksploitasi manusia dan pelanggaran hak asasi.
Ekonomi Kamboja turut terpengaruh karena aliran uang ilegal masuk melalui sektor perjudian, real-estate, dan keuangan tercemar. Pemerintah Kamboja menyatakan siap bekerja sama dengan penyelidikan internasional, namun juga menyatakan bahwa konglomerat tersebut telah memenuhi persyaratan legal dalam negeri.
Taktik Pengaruh, Politik, dan Penegakan Hukum
Jaringan Chen Zhi menggunakan taktik pengaruh politik dan keuangan untuk melindungi operasinya. Penyelidikan menunjukkan bahwa ia membayar pejabat, memperoleh paspor diplomatik, dan memanfaatkan struktur keuangan canggih untuk mencuci aset kripto dan menyembunyikan aliran uang.
Selain itu, struktur bisnisnya tersebar melalui ratusan perusahaan cangkang di banyak negara, sehingga penegakan hukum menghadapi hambatan besar.
>AS, Inggris, dan lembaga keuangan internasional meningkatkan koordinasi untuk menghadapi taktik tersebut dengan serius melalui sanksi finansial dan tindakan pidana langsung.
Tantangan ke Depan dan Pelajaran yang Bisa Diambil
Kasus ini menyoroti bagaimana kombinasi antara kasino fisik, perjudian ilegal, dan investasi kripto bisa menciptakan skema kejahatan skala besar yang melintasi batas negara. Kepedihan korban finansial dan manusia menjadi peringatan bahwa ekosistem kejahatan semacam ini tetap aktif. Penegakan hukum harus melibatkan lintas yurisdiksi, kerjasama intelijen, dan penerapan regulasi kripto yang lebih ketat.
Di sisi Kamboja, tantangannya adalah menjaga kredibilitas investasi asing dan sektor keuangan sambil membasmi elemen gelap yang memanfaatkan celah regulasi.
Kesimpulan
Ia menggunakan kekuatan bisnis, jaringan politik, dan teknologi keuangan untuk menjalankan operasi yang memakan miliaran dolar dan mengorbankan ribuan orang.




