Cerita Mantan Pramugari Temukan Arti Hidup Lewat Jualan Kopi Keliling di Solo
Setelah hampir sepuluh tahun bekerja sebagai pramugari di sebuah maskapai nasional, Verena Ayu Fia Septiana akhirnya memutuskan untuk berhenti dan memilih jalur hidup yang berbeda. Keputusan itu tidak mudah, mengingat karier pramugari dikenal bergengsi, stabil, dan penuh pengalaman berharga. Namun bagi Verena, hidup tidak selalu tentang seragam elegan dan terbang keliling Indonesia.
Keputusan besar itu datang setelah ia menikah. Suami yang kini menjadi pendamping hidupnya ingin mereka fokus membangun keluarga di Solo. Dengan penuh pertimbangan, Verena pun menanggalkan seragam pramugarinya dan memulai hidup baru di kota kelahirannya.
Awalnya, masa transisi itu terasa berat. Ia terbiasa dengan rutinitas sibuk dan dunia yang glamor. Kini, hari-harinya diisi dengan kegiatan rumah tangga dan waktu luang yang terasa hampa. Namun di tengah kebingungan itu, lahirlah ide sederhana yang kemudian mengubah arah hidupnya: berjualan kopi keliling.
Awal Usaha Kopi Keliling di Solo
Verena memulai usahanya dengan peralatan sederhana. Ia menamai gerobaknya “Kopi Asmarasa”, sebuah nama yang menggambarkan kehangatan rasa dan cinta. Setiap pagi sekitar pukul sembilan, ia mulai mendorong gerobaknya menyusuri kawasan Colomadu, Solo.
Meski berpanas-panasan dan terkadang kehujanan, semangatnya tidak pernah surut. Ia menyediakan beragam menu kopi mulai dari Americano dengan harga terjangkau hingga variasi seperti Kopi Gula Aren, Tiramisu, dan Pandan yang menjadi favorit pelanggan.
Menariknya, Verena sebenarnya bukan pecinta kopi. Ia justru memilih usaha ini karena suaminya penggemar kopi dan sering berbagi cerita tentang cita rasa biji kopi yang khas. Dari situlah muncul ketertarikan untuk belajar meracik dan menyajikan kopi dengan cara unik — keliling kota membawa semangat baru.
Tantangan dan Perjuangan Seorang Mantan Pramugari
Menjadi pedagang kopi keliling tentu berbeda jauh dari menjadi pramugari. Tidak ada lagi seragam rapi, pesawat mewah, atau jadwal penerbangan padat. Sebaliknya, ia harus menghadapi panas terik, hujan deras, dan jalanan kota yang tidak selalu bersahabat.
Namun Verena mengaku justru menemukan kedamaian baru di balik roda gerobaknya. Ia bisa berinteraksi langsung dengan pelanggan, menerima senyum, dan mendengar cerita orang-orang yang mampir membeli kopi. Di situ, ia merasa hidupnya lebih nyata dan bermakna.
Setiap hari, ia membawa sekitar 40 hingga 50 gelas kopi yang hampir selalu habis terjual. Penghasilan yang didapat memang tidak sebesar gaji pramugari dulu, tapi rasa puas yang ia dapatkan jauh melebihi angka rupiah. Ia juga mulai dikenal masyarakat sekitar karena keramahan dan cita rasa kopinya yang khas.
Menemukan Arti Hidup Lewat Usaha Kopi
Verena menyebut bahwa keputusan berjualan kopi membawanya lebih dekat pada hal-hal sederhana yang dulu tidak sempat ia rasakan. Ia belajar menghargai proses, memahami arti kerja keras, dan menemukan ketenangan lewat kegiatan yang ia cintai.
“Dulu hidup saya serba cepat, sibuk, dan terbang ke sana-sini. Sekarang saya justru merasa lebih tenang dan bersyukur,” ujarnya dalam sebuah kesempatan.
Menurutnya, arti hidup sejati bukan soal pekerjaan besar atau gaji tinggi, tapi tentang keberkahan dan ketulusan dalam menjalani setiap langkah.
Dukungan Suami dan Cita-cita ke Depan
Suaminya menjadi sosok yang paling berperan dalam perjalanan barunya ini. Ia mendukung penuh usaha kopi keliling tersebut, bahkan sering membantu menyiapkan bahan dan peralatan setiap pagi. Verena percaya bahwa restu suami adalah salah satu kunci keberkahan rezeki.
Kini, ia memiliki rencana untuk membuka angkringan kopi di depan area Brimob Surakarta agar pelanggan bisa menikmati kopi sambil duduk santai. Ia juga ingin memperluas menu dan belajar lebih dalam tentang biji kopi lokal khas Nusantara.
Pelajaran dari Perjalanan Verena
Kisah Verena memberikan inspirasi bagi banyak orang, terutama mereka yang sedang mencari arah hidup baru. Dari cerita ini, kita bisa belajar bahwa:
-
Perubahan tidak selalu menakutkan. Kadang, langkah keluar dari zona nyaman justru membuka pintu kebahagiaan sejati.
-
Pekerjaan sederhana pun bisa membawa makna besar, selama dilakukan dengan hati.
-
Keluarga dan dukungan pasangan adalah fondasi penting dalam menjalani perubahan hidup.
-
Kebahagiaan tidak diukur dari status pekerjaan, tapi dari ketulusan dan rasa syukur dalam menjalaninya.
Dari Sayap ke Cangkir Kopi
Kini, setiap cangkir kopi yang Verena sajikan menjadi simbol transformasi hidup — dari dunia penerbangan menuju dunia jalanan yang penuh makna. Ia tak lagi berkeliling udara, tapi berkeliling hati manusia lewat rasa kopi yang ia racik dengan tulus.
Kisahnya menjadi bukti nyata bahwa setiap orang bisa menemukan arti hidup di tempat yang paling tak terduga. Bahwa terkadang, untuk menemukan kebahagiaan sejati, kita harus berani meninggalkan langit dan menapakkan kaki ke bumi.




