Erdogan Apresiasi Kesepakatan Damai Israel-Hamas, Ucapkan Terima Kasih kepada Trump

Malangtoday.id – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyambut positif kesepakatan damai antara Israel dan Hamas yang diumumkan pada 9 Oktober 2025. Kesepakatan ini menjadi langkah signifikan untuk mengakhiri konflik yang berlangsung selama dua tahun di Gaza. Erdogan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, atas peran aktifnya dalam tercapainya kesepakatan tersebut.
Latar Belakang Kesepakatan Damai
Kesepakatan ini lahir dari negosiasi intensif yang dipimpin Amerika Serikat, didukung Turki, Qatar, dan Mesir. Israel setuju melepaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina, termasuk 250 yang menjalani hukuman seumur hidup. Sebagai imbalannya, Hamas akan mengembalikan 20 sandera Israel yang masih hidup dan 28 yang meninggal dalam waktu 72 jam setelah mereka memulai gencatan senjata. Israel memulai gencatan senjata dalam waktu 24 jam setelah kabinet menyetujui kesepakatan.
Peran Erdogan dalam Negosiasi
Turki memainkan peran kunci dalam mendorong tercapainya kesepakatan. Erdogan menjelaskan bahwa Trump meminta bantuan Turki untuk meyakinkan Hamas agar mendukung rencana perdamaian. Turki terus menjalin komunikasi dengan Hamas dan menjelaskan pendekatan terbaik bagi masa depan Palestina.
Erdogan menegaskan bahwa Turki akan bergabung dalam “task force” internasional bersama Israel, Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir. Mereka akan mengawasi pelaksanaan kesepakatan, termasuk proses pencarian jasad sandera yang meninggal.
Ucapan Terima Kasih Erdogan kepada Trump
Erdogan menyatakan, “Saya sangat senang pembicaraan antara Hamas dan Israel menghasilkan gencatan senjata di Gaza. Saya terutama berterima kasih kepada Presiden AS, Tuan Trump, karena ia menunjukkan kehendak politik untuk mendorong pemerintah Israel memulai gencatan senjata.”
Ia menambahkan, Turki akan memantau secara ketat pelaksanaan kesepakatan untuk memastikan perdamaian berkelanjutan di kawasan.
Reaksi Internasional
Kesepakatan damai ini mendapat sambutan positif dari berbagai negara dan organisasi internasional. Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, memuji peran Trump sebagai mediator dan menyebutnya “prestasi luar biasa”. Ia menekankan perlunya solusi jangka panjang, termasuk resolusi dua negara, untuk menciptakan perdamaian yang berkelanjutan.
Namun, beberapa pihak mengkritik kesepakatan ini. Politikus New York, Zohran Mamdani, menolak memuji Trump dan menilai kesepakatan ini tidak cukup untuk mengakhiri konflik secara menyeluruh.
Langkah Selanjutnya
Kesepakatan ini menjadi tahap pertama dari rencana perdamaian 20 poin yang diajukan Trump. Tahap berikutnya mencakup pembahasan pemerintahan transisi di Gaza dan proses pelucutan senjata Hamas. Meski gencatan senjata mulai berlaku, tantangan tetap ada untuk memastikan perdamaian yang langgeng.
Kesimpulan
Kesepakatan damai Israel-Hamas yang diumumkan pada 9 Oktober 2025 menandai langkah penting mengakhiri konflik di Gaza. Turki, khususnya Erdogan, berperan aktif dalam negosiasi dan pelaksanaan kesepakatan. Ucapan terima kasih Erdogan kepada Trump menunjukkan pengakuan atas diplomasi yang berhasil mendorong perdamaian di Timur Tengah.