BeritaPolitik

Budi Arie Tegaskan Hubungan dengan Jokowi dan Ungkap Rencana Baru Logo Projo

malangtoday.id – Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, menegaskan bahwa organisasi relawan itu tetap menjaga komunikasi intens dengan Joko Widodo. Ia sampaikan bahwa pagi hari usai kongres, pihaknya sudah menelepon Presiden ke‑7 RI untuk melaporkan hasil forum dan usulan‑usulan Projo. 
Budi Arie secara tegas katakan bahwa perubahan logo tidak berarti Projo memutus hubungan atau mengabaikan jasa Jokowi selama dua periode kepemimpinan. Ia pun sebut bahwa Projo tidak akan menjadi partai politik ataupun berpindah arah dari komitmen awalnya. 
Ia juga meluruskan persepsi yang berkembang bahwa nama Projo berarti “pro Jokowi”. Budi Arie jelaskan bahwa nama itu berasal dari bahasa Sanskerta dan Jawa Kawi yang bermakna “negeri” dan “rakyat”.

Rencana perubahan logo Projo

Dalam kongres ketiga yang digelar di Jakarta, Projo menetapkan agenda perubahan logo sebagai bagian dari transformasi organisasi. 
Budi Arie menyampaikan bahwa logo yang selama ini menggunakan siluet atau wajah Jokowi akan diganti supaya organisasi tidak lagi terkesan mengultuskan satu individu. Ia menyebut bahwa perubahan ini penting agar organisasi bisa lebih relevan dan mandiri.
Ia menegaskan bahwa Projo tetap mempertahankan namanya. Organisasi merencanakan logo baru melalui sayembara internal atau konsultasi anggota agar mencerminkan nilai‑nilai jangka panjang.

Alasan di balik transformasi

Budi Arie menyebut bahwa dunia politik dan sosial mengalami perubahan yang cepat, sehingga Projo harus beradaptasi agar tetap relevan. Ia menyoroti tantangan global, geopolitik, dan kebutuhan untuk memperkuat persatuan nasional sebagai alasan utama transformasi. 
Ia juga berpandangan bahwa logo dan identitas visual memegang peranan penting dalam komunikasi organisasi kepada publik, maka harus mencerminkan nilai dan cita‑cita yang besar serta berkelanjutan.

Menepis anggapan “putus hubungan” dengan Jokowi

Seiring dengan pengumuman rencana perubahan logo, sejumlah pihak menginterpretasikan bahwa Projo “berpisah” dengan Jokowi. Budi Arie membantah keras anggapan tersebut. Ia mengingatkan bahwa sejarah Projo sejatinya melekat pada perjalanan Jokowi selama dua periode, namun organisasi kini memasuki fase baru yang lebih mandiri.
Ia juga meminta media dan publik untuk tidak membuat framing yang memecah belah atau mengadu domba relasi antara Projo dan Jokowi. Menurutnya komunikasi dan koordinasi tetap berjalan dan akan dilaporkan secara resmi kepada Presiden dalam waktu dekat.

Apa selanjutnya untuk Projo?

Projo akan menyusun rekomendasi hasil kongres dan menyampaikannya langsung kepada Jokowi. Forum resmi kongres akan memutuskan keputusan final terkait logo, kemudian organisasi mengadakan sayembara atau dialog internal. Organisasi relawan ini juga akan menegaskan posisinya untuk tidak berubah menjadi partai politik. Budi Arie kembali menyatakan bahwa Projo tetap berada di ranah relawan, bukan sebagai aktor partai.

Kesimpulan

Budi Arie Setiadi memaparkan bahwa Projo memulai babak baru dengan merencanakan pergantian logo, tetapi tetap menjaga hubungan erat dengan Jokowi. Transformasi ini bertujuan agar identitas organisasi makin kuat, relevan, dan mandiri. Projo tetap menjaga basis relawan yang mencintai negara dan rakyat, bagaimanapun bentuk identitas visualnya berubah.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button