BeritaEkonomi

Bos Danantara Tegaskan TBS Energi Utama Tbk Tak Ikut Proyek WTE

malangtoday.id – Pihak Danantara melalui Chief Investment Officer Pandu Sjahrir secara terbuka menyatakan bahwa TOBA telah menyampaikan pernyataan bahwa mereka tidak akan berpartisipasi di proyek WTE yang diinisiasi Danantara. “Teman-teman TOBA udah declare tidak bakal ikutan untuk proyek yang menyangkut WTE Danantara,” ungkap Pandu di Jakarta.

Paralel dengan itu, TOBA sendiri telah memasang arah strategis ke bisnis pengelolaan limbah di kawasan Asia Tenggara dan memilih untuk tidak memprioritaskan keikutsertaan dalam proyek WTE Danantara saat ini.

Dampak bagi Pasar dan Investor

Pengumuman tersebut memunculkan gelombang pergerakan di pasar modal. Saham TOBA yang sempat jatuh, mengalami rebound setelah publik menerima klarifikasi bahwa perusahaan tidak terlibat dalam proyek WTE Danantara.

Para investor sebelumnya memperhitungkan kemungkinan sinergi antara TOBA dan proyek WTE sebagai katalis. Namun penegasan bahwa TOBA tidak ikut mendorong investor untuk menilai ulang ekspektasi kinerja dan strategi.

Dalam konteks bisnis hijau dan investasi energi terbarukan, sinyal bahwa TOBA memilih jalur sendiri memberi pesan bahwa perusahaan ingin fokus pada pengelolaan limbah dan ekspansi internasional daripada ikut tender WTE besar dalam negeri saat ini.

Fokus Bisnis TOBA dan Strategi Ekspansi

TOBA telah mencanangkan langkah strategis yang berbeda. Perusahaan ini melakukan akuisisi dan ekspansi ke kawasan Asia Tenggara dalam bidang pengelolaan limbah dan ekonomi sirkular. Misalnya melalui anak usaha CORA Environment yang berasal dari Singapura.

Keputusan tersebut mengindikasikan bahwa TOBA mengambil jalur yang lebih terukur dan spesifik dalam memperkuat portofolio hijau mereka, ketimbang mengambil semua peluang proyek besar tanpa mempertimbangkan kesiapan.

Implikasi Kebijakan dan Industri Energi Hijau

Di sisi Danantara, lelang proyek WTE akan dilakukan di beberapa kota mulai November 2025. Proyek tersebut merupakan bagian dari upaya nasional untuk menangani sampah perkotaan sekaligus menghadirkan pembangkit listrik berbasis teknologi ramah lingkungan.

Dengan penegasan bahwa TOBA tidak terlibat, maka peluang ini terbuka bagi pemain lain — baik perusahaan asing maupun mitra lokal yang siap membentuk konsorsium. Danantara menyebutkan siap menggandeng penyedia asing dengan mitra lokal agar terjadi transfer teknologi.

Dari sisi industri, langkah ini menunjukkan bahwa perusahaan besar seperti TOBA pun harus memilih fokus strategis dan tidak otomatis ikut semua peluang proyek hijau pemerintah. Hal itu menjadi sinyal bahwa pasar energi hijau kini menuntut kesiapan dan strategi yang matang.

Kesimpulan

Pernyataan ini datang pada saat yang tepat ketika pasar dan pelaku industri menaruh perhatian tinggi pada peluang energi terbarukan dan pengelolaan limbah. TOBA memilih untuk fokus pada ekspansi pengelolaan limbah internasional dan tidak mengejar proyek WTE tender besar dalam negeri. Investor merespons dengan memulihkan kepercayaan di saham TOBA setelah penegasan tersebut.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button